Bisnis.com, JAKARTA— Perundingan Indonesia – EFTA Comprehensive Partnership Agreement (IE-CEPA) putaran ke- 9 di Surabaya, 12-14 Mei 2014 hanya menyepakati perumusan dan penyusunan dokumen resmi perundingan untuk diserahkan kepada pemerintahan baru Indonesia sebagai bahan pertimbangan perundingan lanjutan.
Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Soemadi D.M. Brotodiningrat mengatakan pertemuan tersebut fokus untuk menyusun perkembangan kerja sama antara Indonesia dengan European Free Trade Association (EFTA) yang hasilnya akan diserahkan kepada pemerintahan baru hasil pemilu 2014.
“Perundingan ke-9 ini fokusnya menyusun Join Consolidated Record (JCR), fungsinya sebagai dokumen resmi yang mencatat seluruh perkembangan perundingan dari awal untuk diserahkan kepada pemerintahan baru sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi untuk perundingan selanjutnya,” kata Ketua delegasi Indonesia itu, Kamis (15/5/2014).
IE-CEPA menyepakati kerja sama di bidang perluasan akses pasar produk barang dan jasa, peningkatan investasi utamanya dari Negara EFTA ke Indonesia, serta kerja sama peningkatan kasapitas dan bantuan teknologi dari EFTA ke Indonesia.
Data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA sepanjang 2013 adalah US$ 1,09 miliar yang terdiri dari US$154 juta ekspor dan US$937 juta impor.
Angka itu mengalami kenaikan sebesar 18,42% dibandingkan 2012. Tren pertumbuhan perdagangan Indonesia-EFTA cukup konsisten di atas 6% dalam lima tahun terakhir.
Produk impor Indonesia dari EFTA pada periode Januari-Desember 2013 a.l mesin turbin, mesin cetak, pupuk kimia/mineral, substansi wangi-wangian, dan obat-obatan. Sedangkan ekspor diantaranya optical fibers, produk turunan dan besi dan baja, minyak essensial, dan juga pompa vakum udara.