Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI EKONOM: Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Simak Penyebabnya

Defisit transaksi berjalan diperkirakan melebar sepanjang 6 bulan mendatang karena tekanan impor barang dan pembayaran dividen serta bunga pinjaman ke luar negeri
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA– Defisit transaksi berjalan diperkirakan melebar sepanjang 6 bulan mendatang karena tekanan impor barang dan pembayaran dividen serta bunga pinjaman ke luar negeri.

Ekonom Bank Danamon Tbk Dian Ayu Yustina mengatakan volume impor yang tinggi akan terjadi pada barang maupun bahan bakar minyak untuk persiapan bulan puasa dan Idul Fitri.

Selain itu, secara musiman, akan terjadi pembayaran dividen dan bunga utang ke luar negeri.

“Pelebaran defisit ini sejalan dengan pola tahun lalu karena beberapa faktor musiman,” katanya, Selasa (13/5/2014).

Meskipun demikian, Dian meyakini defisit transaksi berjalan akan menyempit pada akhirnya, akibat permintaan domestik yang melambat seiring dampak pemilihan umum yang surut serta pemulihan yang terus berlangsung di negara mitra dagang utama.

Bank Danamon pun mengekspektasikan perlambatan investasi berlanjut, sebagaimana terindikasi dari aliran modal asing langsung (FDI) yang lamban pada kuartal I/2014 sehingga berefek pada penurunan impor barang modal.

Meskipun demikian, risiko pelebaran masih ada, seperti konsumsi bahan bakar minyak yang masih tinggi di tengah tidak adanya reformasi subsidi BBM. Pada saat yang sama, lifting minyak terus menurun.

“Oleh karena itu, kami mempertahankan proyeksi defisit transaksi berjalan tahun ini di angka 2,9% terhadap PDB (produk domestik bruto), membaik dari 3,3% tahun lalu,” ujarnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia mengumumkan defisit transaksi berjalan kuartal I/2014 menciut tipis menjadi US$4,2 miliar setara 2,06% terhadap PDB, versus defisit kuartal IV/2013 yang mencapai US$4,3 miliar atau 2,12% terhadap PDB.

Performa yang sedikit membaik itu terjadi karena defisit yang lebih kecil pada transaksi jasa dan pendapatan daripada surplus neraca perdagangan.

Neraca perdagangan hanya surplus US$3,5 miliar, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang US$4,7 miliar. Impor menurun seiring aktivitas ekonomi yang melambat, tetapi penurunan ekspor lebih kencang.

Sementara itu, defisit transaksi jasa dan pendapatan yang lebih rendah. Jasa transportasi ke luar negeri menurun karena aktivitas impor yang melambat. Kegiatan travelling yang lebih rendah setelah musim haji dan liburan akhir tahun berakhir juga berkontribusi terhadap defisit yang lebih kecil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper