Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) mengharapkan dukungan fasilitas cool storage dari pemerintah, mengingat masih ada kendala dalam memaksimalkan proses pengalengan ikan karena bila pengolahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, itu membutuhkan biaya besar.
“Kami masih kekurangan cool storage untuk hasil tangkapan ikan lemuru [sarden] dari nelayan, jadi kami mengharapkan dukungan pemerintah di Pelabuhan Banyuwangi, yang dekat dengan sentra penghasil ikan lemuru,” kata Ketua Harian APIKI Ady Surya, saat dihubungi Bisnis.com Kamis (8/5/2014).
Ady mengatakan produksi ikan kaleng Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain, seperti Thailand yang mampu memasok 50% kebutuhan ikan kaleng dunia meski negeri itu tidak memiliki potensi kelautan sebesar Indonesia.
Adapun Indonesia hanya mampu memenuhi 11% pasokan ikan kaleng dunia.
Pasar ekspor terbesar anggota APIKI adalah Eropa, Amerika, Jepang. Adapun Afrika menjadi target pasar baru.
Sementara itu, separuh kebutuhan di kawasan Asean, dengan potensi pasar 600 juta jiwa konsumen, dipenuhi oleh pasokan domestik. “Apalagi keputusan pasar bebas MEA tahun depan, mereka pasti menyerbu negara kita dengan potensi konsumen besar,” tambahnya.
Ady mengharapkan dukungan cool storage dapat memberikan nilai tambah bagi produk perikanan Indonesia dan tidak hanya mengekspor ikan mentah ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel