Bisnis.com, JAKARTA -- Penurunan impor nonmigas sebesar 5,6% dan penurunan permintaan impor migas sebesar 4,3% dibanding tahun lalu menjadi berita positif yang menggembirakan di mana sebelumnya permintaan impor migas selalu meningkat.
Total impor Januari-Maret 2014 mencapai US$43,2 miliar, atau turun 5,3%. Di sektor migas, impor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 6,7%, dan impor gas turun sebesar 4,0%. Sementara itu di sektor nonmigas, penurunan terjadi pada impor barang konsumsi dan barang modal.
“Penurunan impor nonmigas dan penurunan permintaan impor migas dibanding tahun lalu menjadi berita positif yang menggembirakan di mana sebelumnya permintaan impor selalu meningkat. Yang juga sangat menggembirakan adalah peningkatan ekspor perikanan/udang, serta sektor pertanian yang biasanya selalu menurun dari tahun ke tahun,” ungkap Mendag Muhammad Lutfi, Senin (5/5/2014)
Komoditas nonmigas yang impornya mengalami penurunan signifikan selama Januari-Maret 2014 adalah kapal terbang, dan kendaraan bermotor & bagiannya yang turun masing-masing sebesar 69,4% dan 24,5%.
Neraca nonmigas Maret 2014 tercatat surplus sebesar USD 2,0 miliar, atau lebih tinggi dibanding bulan lalu yang mencapai sebesar USD 1,6 miliar dan lebih besar dibanding dengan bulan Maret tahun lalu yang mencapai USD 1,1 miliar.
Surplus perdagangan nonmigas ini menghasilkan surplus total neraca perdagangan kita mencapai USD 673,2 juta.
Secara kumulatif, selama Januari-Maret 2014 total neraca perdagangan mengalami surplus US$ 1,1 miliar terdiri dari neraca nonmigas surplus US$ 4,2 miliar sementara neraca migas defisit US$ 3,1 miliar.
Negara mitra dagang yang berkontribusi besar terhadap surplus perdagangan kita selama triwulan I 2014 adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, dan UEA yang menyumbang surplus sebesar US$ 0,5 miliar–US$ 1,9 miliar. Sementara negara mitra dagang yang menyebabkan defisit neraca perdagangan kita adalah RRT, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.