Bisnis.com, BEKASI - Pengembangan hunian di Kota Bekasi, Jawa Barat, akan difokuskan pada pembangunan bangunan vertikal seiring semakin terbatasnya lahan.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan saat ini luas area terbuka untuk pembangunan yang tersisa di kota tersebut hanya berkisar 30%-40%.
Dalam kondisi itu, jelasnya, pengembangan properti jenis rumah tapak (landed house) di area tersebut sudah tidak memungkinkan lagi. Oleh karena itu, pengembangan hunian akan diarahkan pada pembangunan properti jenis apartemen.
“Horisontal tidak mungkin, sebagai resiko dari tingkat kepadatanyang makin tinggi. Sekarang kita tutup, kecuali untuk klaster-klaster kecil. Kita dorong vertikal,” katanya, Minggu (27/4/2014).
Oleh karena itu, dia menyatakan pihaknya akan mendukung pengembangan properti vertikal dengan memberikan jaminan kepastian hukum dalam proses birokratis perencanaan dan pembangunan.
Tidak hanya memfasilitasi pengembangan hunian vertikal mewah, Pemkot Bekasi juga akan berfokus pada pengembangan rumah susun bagi masyarakat kelas menengah dan menengah bawah.
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bekasi Koswara menuturkan selama ini penggunan lahan dengan peruntukan pembangunan di kota tersebut telah banyak digunakan untuk industri dan jasa.
Dari lahan yang masih belum terbangun, hanya terdapat 8% lahan yang tersisa untuk pengembangan hunian. “Perumahan tinggal sedikit, sisa 8%. Jadi, tinggal vertikal yang bisa,” ungkapnya.
Kendati begitu, pembangunan rumah tapak dengan skala besar masih dimungkinkan dengan metode revitalisasi kawasan tua.