Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelindo II (Persero) menilai penguatan soft infrastruktur pelabuhan mampu menekan biaya logistik hingga 2,5%-3% terhadap produk domestik bruto (PDB), atau menghemat Rp180 triliun-Rp200 triliun per tahun.
Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan soft infrastruktur itu antara lain misalnya meningkatkan produktivitas, efisiensi dan cara kerja pemerintah. Alhasil, rata-rata masa tunggu dan bongkar muat (dwelling time) sekitar 8 hari saat ini, bisa turun hingga 3 hari.
“Ini hanya dari perbaikan di prosedur, dan sistem kerja yang lebih less birokrasi. Sehingga dweling time dari 8 hari menjadi 3 hari itu bisa konsisten. Makanya kami campaign pemerintah untuk perbaiki itu,” kata Lino, Sabtu (20/4/2014).
Lino menyebutkan biaya logisitik saat ini sekitar 24,5% dari PDB, atau lebih besar dari negara tetangga lainnya seperti Malaysia yang hanya sebesar 15%, atau negara-negara maju lainnya seperti Amerika dan Jepang sebesar 10%.
Menurutnya, perbaikan dwelling time cukup sulit karena menyangkut beberapa lembaga pemerintah, misalnya Ditjen Bea dan Cukai, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Karantina, Kementerian Perdagangan, hingga operator pelabuhan.
“Tapi saya kira, penguatan soft infrastruktur itu seharusnya bisa selesai dengan waktu hanya 1 tahun-2 tahun. Ini hanya butuh komitmen yang kuat saja dari pemerintah dalam memperbaiki mutu pelayanan,” tuturnya.