Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Benahi Sektor Hulu Kopi

Lembaga penelitian dan pelaku usaha menilai bahwa rencana pemerintah menggenjot eksportasi kopi ke China akan hanya menjadi sebatas wacana apabila tidak ada perbaikan sektor hulu pengusahaan kopi nasional
Penggilingan biji kopi/JIBI
Penggilingan biji kopi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga penelitian dan pelaku usaha menilai bahwa rencana pemerintah menggenjot eksportasi kopi ke China akan hanya menjadi sebatas wacana apabila tidak ada perbaikan sektor hulu pengusahaan kopi nasional.

Balai Penelitian Kopi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia melansir bahwa total produksi kopi Indonesia hanya mencapai 669.000 ton tahun lalu, dengan produktivitas areal 753 kg/ha/tahun.

"Masalah utama memang produksi dan produktivitas. Tidak bisa menggenjot ekspor kalau di hulu tidak berkembang," kata Pujiyanto, Kepala Balai Penelitian Kopi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Selasa (15/4/2014).

Dia memaparkan, dengan harga kopi Arabika yang mencapai US$6.000-US$7.000/ton/tahun, pelaku usaha dapat membaca peluang betapa bisnis kopi ini sangat menjanjikan, apalagi dengan terbukanya pasar baru seperti China dan India, selain pasar klasik, yaitu AS dan negara-negara Eropa.

Sebab, kata Pujianto, sampai sekarang hanya ada sekitar 1,3 juta ha lahan kopi, yang 63% atau sekitar 676.000 ha ada di Pulau Sumatra, sementara daerah-daerah lain yang berpotensi belum mau membuka lahan untuk perkebunan kopi.

Selain itu, dia juga menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan pengembangan areal untuk kopi Arabika, sebab lahan tanam sampai saat ini sama sekali tidak memadai, meski dalam waktu dekat tanaman kopi jenis ini sudah bisa ditanam dengan ketinggian di bawah 1.000 mdpl.

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar menuturkan bahwa 90% pasar kopi di China adalah berupa sachet atau kopi instan, hanya 10% saja yang fresh coffee.

"Tren ekspor kita ke China masih rendah, padahal ini peluang yang sangat bagus. Masalahnya ya produksi yang kurang itu," ujarnya.

Dari data yang dihimpun Bisnis, pasar kopi di China sampai akhir tahun lalu masih dikuasai oleh brand Nestle, yang menguasai sampai 68%, sementara posisi kedua dipegang oleh anak usaha Kraft, dengan market share 14%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper