Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah berencana melakukan negosiasi bilateral dengan pemerintah China untuk menekan bea masuk demi mendorong eksportasi kopi Indonesia ke negeri Tirai Bambu.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Yusni Emilia Harahap menjabarkan bahwa sebaiknya pelaku usaha tidak hanya mengutamakan ekspor bahan baku atau berupa biji, melainkan sudah diekstrak dan berbentuk sachet.
Pasalnya, jelas Yusni, China menerapkan bea masuk mencapai 15% untuk biji kopi, namun bea tersebut akan menjadi 0% apabila biji kopi telah menjadi produk turunan dan olahan.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan langkah-langkah untuk membantu pelaku bisnis kopi bisa makin menembus pasar China, yaitu membenahi database potensi kopi daerah dan mengusahakan pembicaraan dengan China.
"Kami akan mengupayakan negosisasi pembebasan bea masuk untuk biji dengan pemerintah sana. Ini kan bilateral," tuturnya, Selasa (15/4/2014).
Ditjen PPHP Kementan mencatat, negara penyuplai kopi terbesar untuk China adalah Vietnam, dengan volume mencapai 17.131 ton/tahun, sedangkan Indonesia duduk di posisi kedua dengan angka yang sangat kecil, hanya 1.228 ton.