Bisnis.com, JAKARTA– Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengingatkan para pelaku usaha nasional untuk tidak terlalu terlena dengan pasar dalam negeri dan agar jeli melihat peluang yang ada di negara lain.
Komite Tetap Kadin Bidang Standardisasi dan Mutu Produk Achmad Widjaja mengatakan besarnya potensi pasar yang ada di dalam negeri, bukan berarti pelaku usaha hanya fokus di dalam saja.
Pasalnya, menjelang masuknya era Masyarakat Ekonomi Asean persaingan yang ada akan makin ketat, sebab sejumlah pelaku usaha dari negara lain pun tengah mengincar pasar Indonesia.
“Nantinya saingan akan semakin berat, perebutan pasar di dalam negeri kian ketat. Oleh karena itu, kita juga harus bisa menyeimbangkan pemasaran, tidak hanya berfokus dalam negeri tetapi juga harus mengincar pasar internasional. Jangan hanya terlena di negeri sendiri,” tuturnya, Selasa (8/4/2014).
Pihaknya mendukung penuh ketika ada tawaran dari Otoritas di Kawasan Industri Zona Bebas Jebel Ali (Jafza), Dubai, Uni Emirat Arab untuk program incubator bagi pelaku UMKM Indonesia mengembangkan mutu dan kualitas produknya sehingga dapat melebarkan saya di kancah internasional.
“Kita harus terus merambah pasar ekspor. Program inkubasi di Dubai ini bisa menjadi salah satu peluang,” ujarnya.
Divisi Internasional Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia Hadi K Purwadaria mengatakan proses inkubasi tersebut nantinya akan dilaksanakan dalam kurun 6 bulan hingga 2 tahun hingga pelaku usaha tersebut mandiri dan naik kelas.
“Dalam proses inkubator tersebut, nantinya akan dipilih sekitar 9 UKM yang akan didampingi setiap hari, setelah cukup dewasa dan mandiri, akan diganti dengan pelaku usaha lainnya, jadi akan bergilir,” tuturnya.
Namun, hingga saat ini pihaknya masih menunggu eksekusi dari pemerintah untuk segera mempercepat pembukaan kantor incubator di kawasan tersebut. Pasalnya, dari segi sewa tempat pun sebetulnya relatif murah yaitu sekitar Rp500 juta per tahun.
Jafza merupakan kawasan industri utama di Dubai dengan nilai perputaran uang sebesar US$90 miliar pada tahun lalu, Saat ini terdapat 1.600 perusahaan multinasional yang beroperasi di sana dari 125 negara.