Bisnis.com, JAKARTA – Konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas dinilai lebih tepat ketimbang menaikkan harga BBM untuk menahan pembengkakan subsidi akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Anggota Komisi VII DPR, Satya W. Yudha, mengatakan percepatan konversi ke BBG harus ditempuh meskipun implementasi secara penuh tidak dapat terwujud dalam waktu singkat.
Menurutnya, isu depresiasi rupiah atau kenaikan harga minyak akan selalu ada. Pemerintah seharusnya memikirkan langkah yang bermanfaat jangka panjang ketimbang jangka pendek, seperti kenaikan harga BBM.
“Seandainya pemerintah melaksanakan konversi ke gas sejak program itu digagas pada 2010, mereka sudah tidak pusing-pusing lagi soal depresiasi rupiah atau kenaikan harga minyak,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini, Kamis (3/4/2014).
Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto membantah pernyataannya yang menyiratkan kemungkinan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi tahun ini.
“Saya tidak bilang pemerintah membuka kemungkinan. Saya hanya bilang tidak menutup kemungkinan pemerintah menaikkan harga BBM. Artinya, opsi itu jangan ditutup, kalau memang diperlukan dan situasinya kondusif,” ujarnya.