Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden Joko Widodo menjanjikan program konversi BBM ke BBG terealisasi penuh pada tahun ketiga setelah dia terpilih sebagai presiden. Langkah itu untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.
Anggota Tim Sukses Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Iman Sugema, mengatakan infrastruktur BBG a.l. stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan terminal darat (on shore receiving terminal) akan diperbanyak sehingga 2017 siap memasok kebutuhan.
Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang sekarang jumlahnya hampir 6.000 unit juga akan dilengkapi dengan dispenser gas. Selain itu, konversi ke BBG akan diperluas ke kendaraan bermotor roda dua, yang sejauh ini hanya diterapkan untuk bus dan bajaj.
“Kalau motor itu konsumennya lebih sensitif harga. Gas ini harganya sepertiga hatga bensin. Jadi, saya yakin pengendara motor mau. Nah, kalau ke motor saja, kita bisa mengurangi subsidi 40%,” katanya seusai Seminar Kajian Tengah Tahun INDEF 2014, Kamis (26/6/2014).
Selama proses pembangunan infrastruktur gas, lanjutnya, pemerintah akan mendorong produsen memproduksi kendaraan hybrid yang memungkinkan konsumsi BBM ataupun BBG.
Produsen yang memproduksi kendaraan dual fuel itu akan memperoleh insentif pajak, sedangkan konsumennya dikenai pajak kendaraan bermotor (PKB) lebih rendah. Sebaliknya, konsumen kendaraan nonhybrid akan dikutip PKB lebih tinggi.
“Dengan demikian, nanti akan ada LCGC, tapi bukan low cost green car, melainkan low cost gas car,” tutur Iman.
Selain kendaraan bermotor, pembangkit PLN pun akan diarahkan lebih banyak menggunakan gas dari saat ini batubara dan solar.