Bisnis.com, MEDAN--PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan akan membangun pabrik karbon aktif berkapasitas 20 ton per hari dengan investasi Rp10 miliar.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN IV Medan Memed Wiramiharja membenarkan BUMN yang selama ini mengelola perkebunan kelapa sawit itu akan masuk ke hilir dengan mengolah cangkang kelapa sawit menjadi karbon aktif.
“Selama ini cangkang kelapa sawit belum diolah secara optimal. Baru sebagian yang digunakan untuk memancing pembakaran dalam boiler. Peluang mengembangkan usaha karbon aktif ini terbuka lebar karena Indonesia masih impor,” ujarnya di sela-sela peresmian gerai Rajawali Mart di Medan, Kamis (27/3/2014).
Menurutnya, PTPN IV Medan menggandeng ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan studi pemanfaatan cangkang menjadi karbon aktif.
“Ada sumber daya manusia di LIPI, sedangkan PTPN IV punya modal dan bahan baku. Kalau ini disinergikan, semakin bagus,” tuturnya.
Memed memperkirakan pada 2015, pabrik karbon aktif milik PTPN IV ini sudah mulai dibangun dan diharapkan beroperasi pada tahun yang sama.
Menyinggung ketersediaan bahan baku, Memed menegaskan, pabrik karbon aktif tersebut harus dekat dengan bahan baku. “Kami sudah melakukan studi pabrik akan didirikan di Kabupaten Simalungun.”
Mengenai harga jual karbon aktif, dia mengakui antara US$500-Rp1.500 per ton.
“Harga karbon aktif di pasar internasional sangat menggiurkan. Marginnya relatif besar karena pemainnya masih sedikit. Prospeknya bagus dan menjanjikan. Indonesia saja masih impor [karbon aktif],” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Dirut PTPN IV Medan Erwin Nasution mengatakan BUMN yang berbasis di Sumut itu serius memasuki industri hilir. “Kami serius memasuki industri hilir. Green diesel dan karbon aktif sudah masuk dalam program jangka pendek PTPN IV. Pokoknya, kalau ada peluang pasti digarap,” tuturnya.
Dia optimis langkah PTPN IV masuk ke industri hilir bakal mampu meningkatkan nilai tambah dan kontribusi kepada pembangunan nasional dan penyerapan tenaga kerja.