Bisnis.com, JAKARTA—Industri hilir kakao dinilai masih sangat prospektif seiring dengan pertumbuhan tingkat konsumsi coklat yang menembus 20% setiap tahun di dalam negeri, serta terbukanya pasar baru di level internasional seperti China dan India.
Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menyatakan pertumbuhan konsumsi kakao dalam negeri bisa mencapai 120.000 ton pada 2014, dengan peningkatan konsumsi per kapita mencapai 0,5 kg.
Ketua Umum AIKI Pieter Jasman menuturkan, untuk pasar internasional, perkiraan peningkatan konsumsi sangat terbuka itu dikarenakan angka populasi kelas menengah di dua negara itu makin membengkak.
“Otomatis, kalau pendapatan meningkat, maka orang cenderung cari makanan yang lebih sehat, ya alternatifnya coklat,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (24/3/2014).
Untuk itu, paparnya, asosiasi meminta pemerintah untuk memberikan insentif berupa pemangkasan bea masuk bahan baku, karena hal itu sangat dibutuhkan untuk perkembangan industri pengolahan dan produk akhir kakao.