Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pembagunan proyek PLTU Batang (2x1.000 MW) di Jawa Tengah harus tetap berjalan demi ketersediaan listrik di pulau Jawa.
Jika pembagunan proyek ini gagal maka akan berdampak pada citra investasi di Indonesia.
“PLTU Batang ini harus jalan kalau Batang tidak dibangun dipastikan 2017 Jawa kekurangan listrik. Kalau ini gagal maka memberikan citra sangat buruk bagi wajah investasi ditanah air kita, masa itu saja kita tidak bisa selesaikan,” ujarnya seperti dilansir laman Kementerian Perekonomian, Minggu (23/3/2014).
Dia mengakui permasalahan pembangunan PLTU yang belokasi di Jateng itu adalah masalah tanah yang belum berhasil dibebaskan sekitar 20 hektar. Nantinya di tanah tersebut akan dibagun tapak turbin dari pembagunan PLTU ini.
Hatta optimistis persoalahan lahan ini dapat diselesaikan dengan segera. Apalagi pemerintah telah memperpanjangkan financial closing.
“Saya baru-baru ini sudah meminta kepada PLN dan kepada pengembang untuk mempercepat proses ini. Tentu ini memerlukan mediasi yang baik ya, saya mengharapkan ini bisa tuntas. Jadi kalau ada pemikiran ini dibatalkan saja, saya kira ini memberikan wajah yang buruk bagi kita,” paparnya
Menurutnya, proyek PLTU Batang adalah investasi pembangkit listrik pertama kali dalam skala besar. Ia juga menilai proyek ini merupakan proyek terbesar didunia karena menggunakan teknologi 2x1.000 MW seperti di Jepang dan Jerman.
Proyek pembangunan PLTU Batang yang berkekuatan 2X1.000 MW diperkirakan membutuhkan total biaya Rp35 triliun. Proyek tersebut semula dimulai proses pembangunannya pada 6 Oktober 2013, namun akhirnya tertunda karena masalah pembebasan lahan warga.