Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kampanyekan Pemakaian BBG, Industri Komponen Diminta Mendukung

Pemerintah mendorong pengguna kendaraan untuk memakai bahan bakar alternatif seperti gas dalam upaya untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang diperkirakan semakin langka pada tahun mendatang.
  Bus menggunakan bahan bakar gas./
Bus menggunakan bahan bakar gas./

Bisnis.com,JAKARTA-Pemerintah mendorong pengguna kendaraan untuk memakai bahan bakar alternatif seperti gas dalam upaya untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang diperkirakan semakin langka pada tahun mendatang.

Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Soerjono mengatakan pihaknya saat ini terus membangun citra positif kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan sangat aman dan dapat mengurangi pencemaran udara.

“Dengan melihat industri otomotif yang setiap tahun tumbuh, ke depan pemakaian BBG harus dilakukan. Karena selama ini, kendaraan masih bertumpu BBM yang dikhawatirkan pada tahun mendatang akan semakin langka,” ujarnya di Kemenperin, Rabu (19/3/2014).

Dengan peralihan penggunaan energi, katanya, komponen-komponen pendukung untuk kendaraan gas harus disediakan. Sektor industri komponen dalam negeri bisa menangkap kesempatan ini. Industri komponen,  paparnya, harus membuat mesin yang langsung menggunakan compressed natural gas (CNG). Produk ramah lingkungan harus semakin dikembangkan agar industri komponen semakin tumbuh.

“Konsekuensinya, industri komponen harus bisa membuat mesin yang langsung menggunakan teknologi CNG dan tidak memakai konverter kit,” ujarnya.

Soerjono mengatakan  industri komponen merupakan cikal bakal industri otomotif. Oleh karena itu, pihaknya menginginkan industri komponen dalam negeri semakin kuat.

“Kami harap industri komponen dalam negeri semakin kuat dan bisa seperti industri komponen di Jepang,” ucapnya.

Jumlah industri yang memasok komponen di Indonesia masih sedikit dibandingkan Malaysia dan Thailand. Malaysia memiliki 400 unit industri yang memasok komponen, terdiri dari 400 unit usaha yang terdiri dari 100 perusahaan di lapis pertama dan 140 perusahaan di lapis ke 2 dan 3.

Sedangkan jumlah pemasok komponen di Thailand lebih banyak lagi, mencapai 2.500 perusahaan, yang terdiri dari 500 perusahaan pemasok di lapis pertama, dan 2.000 pemasok di lapis ke 2 dan 3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper