Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (INAplas) Amir Sambodo meminta investor yang akan membangun kilang minyak di Indonesia, membangun industri pengolahan secara integrasi dari hulu ke hilir.
Dia menjelaskan, India, Thailand dan Amerika Serikat bisa mendapatkan crude yang ekonomis lantaran pembangunan kilang di sana diintegrasikan dengan pembangunan kompleks petrokimia.
Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan yang terbuang dan keuntungan investor lebih tinggi lantaran didapat bukan hanya dari pembangunan refinery, tetapi juga dari olefin, aromatik dan hasil pengolahan lainnya.
“INAplas menyarankan refinery yang dibangun harus menghasilkan produk bukan hanya BBM/premium, tetapi harus menghasilkan oktan dengan nomor yang lebih tinggi, misal Ron 92 atau Ron 95 agar langsung komersial. Perkara rakyat yang tidak mampu, disubsidi,” kata Amir di Jakarta, Jumat (14/3/2014).
Vice President Corporate Relations PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suhat Miyarso menambahkan, di Thailand, pembangunan kilang dilakukan dari hulu ke hilir.
Jadi, pembangunan refinery, misalnya dengan kapasitas 250.000 barel per hari diikuti oleh pembangunan industri menengah dan industri hilirnya. “Sehingga sangat efisien, industri petrokimia dapat bahan baku dari kilang, jadi tidak sendiri-sendiri.”