Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Tak Bisa Setop Impor LPG

Indonesia tidak dapat menghentikan impor liquefied petroleum gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena terbatasnya sumber gas yang dapat diolah.

Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia tidak dapat menghentikan impor liquefied petroleum gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena terbatasnya sumber gas yang dapat diolah.

Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan tidak semua lapangan migas di dalam negeri memiliki kandungan gas jenis C-3 (propane) dan C-4 (butane). Padahal, kedua jenis gas tersebut merupakan bahan baku untuk memproduksi LPG.

“Mau digeber seperti apapun produksi gas bumi nasional, tetap tidak bisa [mengurangi impor] karena bahan bakunya terbatas,” katanya di Jakarta, Senin (10/3).

Susilo menuturkan pembangunan jaringan gas kota hanya dapat mengurangi konsumsi LPG, sehingga volume yang diimpor pun lebih rendah.

Untuk itu, pemerintah akan mendorong swasta membangun jaringan gas kota di wilayah yang dekat dengan sumber gas.

Menurutnya, pembangunan kilang LPG juga tidak akan mampu membuat Indonesia menghentikan impor produk tersebut.

“Saat ini impor LPG sekitar 60% dari total konsumsi. Jadi bukannya kami tidak ingin menghentikan impor LPG, tetapi memang tidak bisa,” ujarnya.

Tahun ini pemerintah memang berencana menambah 20.000 sambungan gas rumah tangga baru di Semarang, Batam, Bulungan, Sidoarjo, dan Bekasi.

Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mulai mencanangkan 1 juta sambungan gas rumah tangga baru agar dapat mengurangi impor.

Dari data Pertamina, impor LPG pada 2011 mencapai 2,05 juta metrik ton, kemudian meningkat menjadi 2,71 juta metrik ton pada 2012. Pada 2013, impor LPG sekitar 2,43 juta metrik ton, dan tahun ini diperkirakan impor LPG mencapai 2,82 juta metrik ton.

Hari Karyuliarto, Direktur Gas Pertamina, mengatakan perseroan akan membangun dua unit kilang LPG skala kecil untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dari situ perseroan juga berharap dapat mengurangi impor LPG.

“Gas yang diproduksi di dalam negeri sebaiknya dioptimalkan untuk kebutuhan domestik, dan sebaiknya diekstrak untuk memproduksi LPG sebelum dialirkan ke industri,” katanya.

Untuk satu unit kilang LPG skala kecil sendiri memerlukan investasi kurang dari US$200 juta.

Perseroan akan membangun kilang tersebut di Sumatra Selatan untuk mengolah gas dari Lapangan Jambi Merang, dan di Jawa Timur untuk mengolah gas yang diproduksi dari Blok West Madura Offshore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper