Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil SENT Entertainment Milik Hartono Bersaudara, Pembawa Como 1907 ke Kasta Tertinggi Liga Italia

Tangan dingin taipan asal Indonesia, Hartono bersaudara melalui SENT Entertainment berhasil membawa klub Como 1907 lolos ke kasta tertinggi Liga Italia.
Como 1907: The True Story. /Mola TV
Como 1907: The True Story. /Mola TV

Bisnis.com, JAKARTA — Klub sepakbola Italia milik taipan asal Indonesia Hartono bersaudara, Como 1907 akhirnya lolos ke kasta tertinggi Serie A. Hartono bersaudara membeli Como 1907 lewat tangan SENT Entertainment Ltd, pada 2019 saat kondisi klub sedang terpuruk.

Lolosnya Como 1907 berhasil ditentukan lewat pertandingan terakhirnya di Serie B melawan Cosenza Calcio. Pertandingan yang berlangsung di kandang Como yakni Giuseppe Sinigaglia itu berakhir dengan skor imbang 1-1.

Hasil pertandingan tersebut membuat anak asuh Osian Roberts meraup 73 poin dan duduk di posisi kedua Serie B. Como pun naik kasta ke Serie A setelah 21 tahun lamanya.

"Setelah 21 tahun, Como kembali ke papan atas sepakbola Italia," tulis Como di akun Instagram resminya @comofootball pada Sabtu (11/5/2024).

Klub berjuluk I Biancoblù ini memang terakhir kali berlaga di Serie A pada 2003. Namun, klub bermarkas di kota Como, Lombardia, Italia itu mengalami nasib sial setelah terperosok ke Serie B. 

Como bahkan bangkrut dan terlempar ke divisi amatir Serie D.

"Pada 2017 klub menghadapi kesulitan ketika masalah keuangan menyebabkan degradasi ke Serie D," demikian dikutip dari laman resmi Como 1907.

Datangnya Hartono Bersaudara Lewat Tangan SENT Entertainment

Revitalisasi kemudian terjadi pada 2019 seiring dengan akuisisi oleh konglomerat Indonesia, Michael Hartono dan Robert Budi Hartono, pemilik Grup Djarum. Hartono bersaudara masuk melalui entitas bernama SENT Entertainment Ltd. yang didirikan pada 22 Oktober 2018.

Dilansir dari media Italia Calcio Finanza, SENT yang berbasis di London, Inggris mendapatkan kontrol dari Grup Djarum. Adapun, saat pembelian klub pada 2019, laporan dari Calcio Finanza menyebutkan SENT menjalankan penambahan modal sebesar 8 juta poundsterling.

Dalam laporan tersebut, SENT bertujuan membawa stabilitas keuangan dan sumber daya baru bagi Como. SENT juga berupaya mengatasi berbagai momen kesulitan yang menimpa klub sejak 2004.

SENT kemudian bekerja sama dengan Pemerintah Kota Como, mitra lokal dan pemangku kepentingan utama lainnya. Investasi kemudian dikucurkan dalam menggarap infrastruktur olahraga baru hingga pengembangan tim utama di Como 1907.

Mengacu Bloomberg, selain bergerak di bidang olahraga, SENT Entertainment merupakan perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan konten seperti film, musik, dan hiburan.

Berdasarkan laman resminya, SENT membawahi berbagai lini bisnis selain Como, yakni Mola Studio, Mola Records, hingga Mola Chill Drinks.

Di Mola Studio, terdapat sederet proyek konten yang telah digarap, seperti talk show, reality show, hingga film dokumenter.

Dari daftar film dokumenternya, terdapat pula film bertajuk Como 1907. Ada dua sesi yang ditampilkan dalam film dokumenter Como 1907 itu.

Sesi pertama mendokumentasikan perjalanan CEO Como 1907 Michael Gandler. Dalam dokumenter, digambarkan upaya Michael menghadapi serangkaian isu korupsi hingga ancaman saat mengembangkan klub.

SENT memang menunjuk Michael Gandler pada awal-awal pengambil alihan Como. Michael merupakan mantan manajer di Inter Milan pada era Erick Thohir sebagai CEO.

Pada sesi keduanya, film garapan Mola mendokumentasikan Dennis Wise saat mengambil alih peran CEO di Como. Wise merupakan mantan gelandang di klub papan atas Inggris, Chelsea. Saat menjabat sebagai CEO Como, Wise berhasil mengantarkan kembali Como ke Serie B dan sekarang ke Serie A.

Adapun, Mola sendiri identik dengan konglomerasi Hartono bersaudara atau Grup Djarum. Mola TV merupakan perusahaan yang menyediakan layanan streaming di bawah kendali Polytron.

Mengutip buku The Indonesian Economy: Trade and Industrial Policies, Polytron didirikan pada 1975 dengan nama PT Indonesian Electronics & Engineering, sebagai anak usaha PT Djarum Kudus. 

Perusahaan ini memiliki produk utama berupa televisi, kulkas, perangkat audio, hingga telepon genggam. 

Sementara itu, pada awal tahun ini, kepemilikan Hartono bersaudara di Como disorot. Pasalnya, Calcio Finanza mengacu data Forbes melaporkan bahwa Hartono bersaudara masuk ke dalam deretan 10 besar orang terkaya yang berinvestasi di dunia olahraga. Adapun, di Italia, Hartono bersaudara menempati posisi teratas orang terkaya pemilik klub sepakbola.

Kekayaan Hartono bersaudara mengalahkan deretan pemilik klub di Serie A seperti Rocco Commisso pemilik Fiorentina, Famiglia Saputo pemilik Bologna, hingga John Elkann pemilik Juventus.

Berdasarkan data Forbes, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan masing-masing US$23,8 miliar dan US$23,8 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper