Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Keuangan M. Chatib Basri menilai penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi beberapa hari terakhir ini belum mempengaruhi kinerja ekspor nasional.
Hal tersebut dikarenakan, penguatan yang terjadi belum terlalu tajam, bahkan masih menempatkan rupiah pada level yang cukup lemah.
"Jadi sebetulnya kita belum perlu bicara mengenai risiko dari ekspor akan terpukul kalau pada level ini," ujar Menkeu seperti dilansir laman Kemenkeu, Jumat (21/2/2014).
Menkeu menjelaskan berdasarkan perhitungan Bank Indonesia (BI), nilai rupiah saat ini masih berada di bawah level seharusnya. Dengan demikian, penguatan rupiah terhadap dolar AS masih berpeluang akan terjadi lagi sepanjang tahun ini.
"Kondisi rupiah yang belum mencapai nilai ideal, maka pemerintah belum akan melakukan revisi terhadap target penerimaan dan pengeluaran tahun ini. Kita juga belum menerima laporan mengenai penurunan ekspor," terangnya.
Namun demikian, dia menganggap penguatan rupiah ke level di bawah Rp12.000/US$ merupakan hal positif dan diharapkan akan berlanjut ke depannya.
Di sisi lain, Menkeu menyakini bahwa BI akan menjaga volatilitas nilai tukar agar tidak terlalu tinggi, sehingga proses peningkatannya akan berjalan mulus. "Yang penting prosesnya berjalan smooth."