Bisnis.com, JAKARTA -- Kendati terpapar penguatan kurs rupiah, perusahaan budidaya perikanan PT Central Proteina Prima Tbk. yakin kinerja penjualan secara umum tidak akan terpengaruh.
Sekretaris Perusahaan CP Prima Armand Andika mengatakan apresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat memang akan menekan pendapatan perseroan yang berasal dari hasil ekspor.
Namun, penjualan pakan ikan dan udang di dalam negeri akan mampu mengompensasi.
"Penjualan kami akan tumbuh tahun ini," kata Armand kepada Bisnis, Jumat (7/9/2016). Namun, dia belum dapat mengestimasi penjualan sampai pengujung tahun.
Kinerja top line perseroan tahun lalu turun 5,1% menjadi Rp8,98 triliun a.l. karena depresiasi rupiah, pelemahan permintaan terhadap udang di negara tujuan ekspor yang pada gilirannya mengoreksi harga komoditas itu, dan gangguan produksi udang akibat El Nino.
Seperti diketahui, CP Prima merupakan eksportir terbesar udang di Tanah Air. Dari penjualan produk udang senilai Rp2,9 triliun tahun lalu, 89% disumbang oleh hasil ekspor. Ekspor produk udang pun menyumbang 29% terhadap total penjualan perseroan.
Perusahaan yang tergabung dalam Grup Charoen Pokphand milik keluarga Jiaravanon di Thailand itu juga mengekspor pakan udang ke India. Namun, kontribusinya masih kecil, yakni 2%-3% terhadap total penjualan pakan tahun lalu yang senilai Rp5 triliun.
Seperti diketahui, sejak dua pekan lalu nilai tukar rupiah cenderung menguat ke posisi di bawah Rp13.000 per dolar AS.
Armand menuturkan apresiasi rupiah justru membuat biaya produksi pakan menjadi lebih murah mengingat sebagian besar bahan baku pakan diimpor.