Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Awal Maret, BI: Investor Asing Balik ke Pasar Saham

Penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir disebut dipicu oleh rebound-nya modal asing di pasar saham.
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mengungkapkan penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir, usai dibuka pada awal pekan mendekati Rp16.600 per dolar Amerika Serikat (AS), dipicu oleh rebound-nya modal asing di pasar saham. 

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) R. Triwahyono mengungkapkan bahwa sejak pekan lalu memang terjadi pelemahan rupiah yang cukup dalam, sejalan dengan ramainya modal asing yang keluar cukup deras dari pasar saham. 

Meski demikian, melalui asesmen terbaru dari JP Morgan yang menaikkan peringkat saham perbankan Indonesia, seperti BCA, berdampak positif terhadap penguatan rupiah. 

"Itu membuat akhirnya berbalik [inflow], kita lihat bahwa termasuk hari ini pasar saham di Indonesia relatif mengalami rebound yang cukup tinggi, dan ini juga balik lagi dampaknya kepada rupiah karena memang banyak di-drive oleh perilaku asing di saham," tuturnya dalam Taklimat Media, Kamis (6/3/2025).

Pada perdagangan awal pekan, Senin (3/3/2025), rupiah dibuka turun ke level Rp16.595 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.339 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (6/3/2025), setelah sebelumnya sempat menguat ke level Rp16.283 per dolar AS.

Secara month to date pun pada Maret ini, rupiah disebutkan mengalami penguatan paling signifikan dibandingkan negara sekawasan (peers).  

Triwahyono mengungkapkan bahwa memang pelemahan rupiah yang sebelumnya terjadi akibat rilis Morgan Stanley yang memangkas peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia dari equal weight menjadi underweight

"Sehingga itulah yang terjadi kenapa beberapa waktu terakhir itu di pasar saham tekanannya sangat dalam, dan ini juga disebabkan oleh keluarnya investor asing dari pasar saham," lanjutnya. 

Alhasil, para investor tersebut langsung mengambil langkah mengamankan dananya ke safe haven alias dolar AS. 

Derasnya aliran modal asing yang keluar pada pekan lalu tercatat dalam indikator stabilitas rupiah periode 24 Februari hingga 27 Februari 2025. 

Nonresiden tercatat jual neto senilai Rp10,33 triliun yang terdiri atas jual neto senilai Rp7,31 triliun di pasar saham, Rp1,24 triliun di pasar SBN, dan Rp1,78 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Aksi jual yang ramai di pasar saham menandai pekan keenam tren investor memindahkan asetnya dari pasar saham Indonesia. 

Terpantau sejak pekan keempat Januari 2025, investor rutin menjual aset di pasar saham dan mencapai puncaknya pada pekan terakhir Februari 2025 ini. 

Tercermin pula berdasarkan data setelmen sepanjang 2025 sampai dengan 27 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sejumlah Rp15,47 triliun di pasar saham. Sementara investor di pasar SBN dan SRBI masing-masing beli neto senilai Rp12,86 triliun dan Rp7,67 triliun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper