Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II/IPC siap mengoperasikan fasilitas dermaga baru bukan petikemas, khusus untuk pelayanan kargo jenis curah di pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat guna mengantisipasi pertumbuhan volume bongkar muat kargo jenis itu yang rata-rata mencapai 20% per tahun.
Data Pelindo II yang diperoleh Bisnis hari ini, Rabu (12/2/2014) menyebutkan investasi dalam penyiapan dermaga curah dipelabuhan Teluk Bayur itu menelan Rp71,5 milliar yang dianggarkan oleh perseroan pada 2012/2013.
Dengan rincian kontrak menyediakan alat bongkar muat batu bara (jetty) Rp28,5 milliar, penguasaan lahan eks dok kodja bahari (DKB) di wilayah itu sebesar Rp18 milliar, kegiatan pengerukan Rp15,9 milliar dan penyiapan lapangan penumpukan mencapai Rp8,8 milliar.
General Manager Pelindo II cabang Pelabuhan Teluk Bayur Zulasman mengatakan dermaga baru untuk pelayanan kargo curah itu saat ini sudah rampung dan siap dioperasikan paling lambat pada triwulan pertama tahun ini, setelah seluruh prosedur perizinan termasuk sistem online untuk pelayanan berbasis informasi tehnologi di dermaga itu selesai.
“Secara fisik, dermaga baru yang kami siapkan untuk layanan kargo curah itu sudah jadi dengan backup lapangan hingga 9 ha dan dilengkapi alat bongkar muat dua unit jetty,” ujarnya dihubungi Bisnis, Rabu (12/2/2014).
Dia mengatakan, selama ini kegiatan pelayanan bongkar muat kargo curah melalui pelabuhan Teluk Bayur memanfaatkan dermaga peti kemas, sebab dermaga curah yang tersedia sebelumnya tidak mencukupi lagi untuk menangani kegiatan kargo jenis itu.
Pemanfaatan dermaga peti kemas untuk kegiatan bongkar muat kargo curah atau non peti kemas, kata dia, merupakan bagian dari optimalisasi peralatan dan fasilitas yang dimiliki perseroan.
“Kami targetkan segera atau sebelum triwulan pertama tahun ini, fasilitas dermaga curah yang baru itu sudah bisa beroperasi, sehingga nantinya seluruh pelayanan kargo jenis curah dilakukan di dermaga tersebut,” paparnya.
Zulasman mengatakan, kargo curah yang ditangani Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pengapalan ekspor impor maupun antar pulau dengan komoditi al; semen, batubara, dan cruide palm oil (CPO), maupun produk lainnya. Untuk pengapalan ekspor impor, kata dia, sudah dapat dilakukan secara langsung atau direct call dari dan ke beberapa Negara al; China dan India.