Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polowijo Siap Investasi US$100 Juta Bangun Pabrik Pupuk Terintegrasi

Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan kapur, pembuatan pupuk dolomit, dan agrobisnis, PT Polowijo Gosari siap berinvestasi membangun smelter untuk mengolah asam sulfat di sekitar pabrik eksisting di Gresik, Jawa Timur
/Petani Tebarkan Pupuk/Antara
/Petani Tebarkan Pupuk/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan kapur, pembuatan pupuk dolomit, dan agrobisnis, PT Polowijo Gosari siap berinvestasi membangun smelter untuk mengolah asam sulfat di sekitar pabrik eksisting di Gresik, Jawa Timur.

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi mengatakan Polowijo memiliki cadangan dolomit yang besar.

Rencananya, Polowijo akan melakukan kalsinasi dolomit (pupuk magnesium), membangun smelter pengolahan asam sulfat hingga pembangunan pabrik memproduksi pupuk kiserit.

“Cadangan dolomit itu diolah, hasilnya kalsinasi dolomit dan asam sulfat. Hasil kalsinasi dan asam sulfat itu diolah di smelter, nanti hasilnya produksi pupuk kiserit yang akan digunakan untuk pupuk tanaman kelapa sawit,” kata Benny di kantor Kemenperin, Senin (13/1/2014).

Saat ini, pihak Polowijo masih melakukan feasibility study (FS) dan cukup terbuka untuk mengajak investor lain bekerja sama. Adapun investasi yang akan dikeluarkan, pihaknya belum mendapatkan laporan secara utuh.

Yang pasti, Polowijo juga akan membangun kawasan industri di wilayah tersebut. “Untuk memproduksi kiserit sekiranya butuh US$50 juta, kemudian pabrik kalsinasi dolomit juga sama, hampir US$50 juta. Belum termasuk kawasan industri dan sebagainya.”

Nantinya, asam sulfat yang akan dihasilkan sekitar 600.000 ton/tahun, sedangkan produksi awal pupuk kiserit berkisar 500.000-600.000 ton/tahun. Selain digunakan untuk pupuk tanaman kelapa sawit, bisa juga digunakan untuk material lain seperti bahan baku otomotif atau pesawat.

Menurut Benny, Polowijo serius akan membangun industri pengolahan berbasis dolomit seiring dengan berlakunya UU No.4/2009 tentang Minerba.

“Ya jadi nanti asam sulfat akan diolah, karena kalau tidak diolah akan membebani lingkungan. Produknya, selain untuk dalam negeri, akan diekspor juga, Malaysia butuh banyak,” tambah Benny.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper