Bisnis.com, JAKARTA – Pembangunan jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang diperkirakan tidak akan efektif mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi.
Menurut Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans) Darmaningtyas, dengan adanya JLNT ini malah semakin mendorong warga Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. “Penambahan ruas jalan juga menambah jumlah kendaraan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/12/2013).
Dia mengatakan pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang ini hanya menambah kemacetan karena lajur masuk dan keluar JLNT ini tidak mampu mengatasi volume kendaraan di jalan KH. Mas Mansyur.
“Pembangunan JLNT ini hanya memindahkan titik kemacetan saja. Kemacetan akan terjadi pada pintu masuk dan pintu keluar JLNT,” jelasnya.
Dia mengusulkan sebaiknya pembangunan JLNT juga harus tetap dibarengin dengan penambahan jumlah armada serta perbaikan kualitas transportasi umum, sehingga warga Jakarta tetap tertarik menggunakan kendaraan umum.
Berbeda dengan itu, Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono mengatakan pembanguan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang ini mampu mengatasi kemacetan hingga 40%. “Sekarang terdapat 4 jalur JLNT dan bawah JLNT di kedua arah yang dapat mengatasi kemacetan,” tuturnya di Balai Kota.
Jalan layang non tol (JLNT) dari Kampung Melayu hingga Tanah Abang resmi dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk kendaraan roda empat pribadi. Dengan adanya JNLT, diharapkan arus lalu lintas pada jalan Casablanca hingga jalan KH. Mas Mansyur atau lalu lintas dari Kampung Melayu – Tanah Abang tidak mengalami kemacetan.