Bisnis.com, PEKANBARU—Investor asal Korea Selatan berencana membangun pabrik pakan ikan berkapasitas 20 ton per jam di kawasan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Bupati Kampar Jefry Noer mengungkapkan hal itu Senin (9/12/2013), usai menerima kunjungan investor pada Kamis lalu yang dipimpin oleh Do Yun Yu, CEO Environmental, Management, and SUstainability Solutions (EMSUS) Korea.
“Itu adalah kunjungan mereka untuk kali kedua. Do Yun menyatakan mereka serius untuk membangun pabrik pakan ikan di kawasan Siak Hulu,” ujarnya.
Sayangnya, belum diketahui pasti berapa besar investasi yang akan ditanam oleh investor asal negeri gingseng tersebut, serta kapan kira-kira pabrik pakan ikan itu beroperasi.
Kadis Perikanan Kampar Usman Amin mengatakan saat investor Korsel itu datang pertama kali ke Kampar, mereka menyodorkan rencana pembangunan gedung setinggi 21 meter untuk pabrik pakan itu.
“Tapi gedung setinggi itu kurang efesien. Sebab yang kami inginkan adalah bagaimana membangun pabrik pakan ikan yang harganya bisa bersaing dengan Vietnam,” ujar Usman.
Untuk kunjungan kali kedua ini, Do Yun membawa teknologi baru. Gedung untuk pabrik pakan ternak itu tidak lagi harus setinggi 21 meter. Meski demikian, Usman mengatakan pihaknya masih harus mempelajari teknologi baru itu lebih lanjut.
Usman menambahkan saat ini masyarakat mengeluhkan mahalnya harga pakan ikan yang bisa mencapai Rp11.000 per kilogram (kg). Dia berharap pabrik yang baru ini bisa menghasilkan pakan ikan seharga Rp7.500—Rp8.000 per kg.
“Kalau bisa segitu harganya, tentu akan sangat menguntungkan peternak ikan,” ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Kampar Jefry Noer juga telah menerima kunjungan investor asal Malaysia yang diwakili oleh Zaki (dari Phytotech) dan Abdul Rahman (dari Malaysian Technology Development Corporation/MTDC).
Mereka kemudian bersama-sama mengunjungi Balai Benih Induk Hortikultura di kawasan Jalan Kaharuddin Nasution, Marpoyan, Pekanbaru. Rombongan juga ditemani oleh Basriman, Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau.
“Kami sengaja datang ke sini untuk melongok kultur jaringan yang ada di Riau. Sebab kami juga di Malaysia punya laboratorium yang sama. Rencananya, kami akan menjalin kerja sama soal kultur jaringan ini,” kata Abdul Rahman.( Aang Ananda Suherman)