Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dunia Kembali ke WTO

Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo mengatakan kesepakatan Paket Bali yang telah tercapai menunjukkan bahwa dunia telah kembali kepada lembaga tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo mengatakan kesepakatan Paket Bali yang telah tercapai menunjukkan bahwa dunia telah kembali kepada lembaga tersebut.

"Kami telah menempatkan dunia kembali ke dalam WTO. Saya sangat bangga akan hal itu, khususnya karena pendekatan ini tidak mencegah kami dalam membuat kemajuan, bahkan hal itu memperkuat kemajuan yang kami buat," katanya dalam rilis WTO yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (8/12/2013).

Sebagaimana diketahui, tulis Antara, perundingan dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO di Nusa Dua, Bali, telah berjalan dengan alot sebelum Paket Bali disetujui semua pihak.

Sejumlah negara yang awalnya menyatakan ketidaksetujuannya dengan jelas adalah India, kemudian diikuti sejumlah negara Amerika Latin yaitu Kuba, Bolivia, Ekuador, dan Venezuela.

Roberto mengemukakan pihaknya telah bekerja keras dalam bernegosiasi dan mencapai kesepakatan.

Ia berpendapat negosiasi yang dilakukan guna mencari titik temu, solusi yang inovatif, serta membuat kompromi adalah berbagai hal yang tidak pernah dilakukan WTO dalam jangka waktu yang lama.

"Dibanding dengan melakukan proses yang non-inklusif dan tidak transparan, kali ini seluruh anggota duduk bersama untuk bernegosiasi," kata Roberto yang baru diangkat sebagai Dirjen WTO pada 2013.

Menurut dia, Paket Bali akan memberikan manfaat bagi banyak kalangan di seluruh dunia, termasuk komunitas bisnis, pengangguran, kalangan miskin, dan petani negara berkembang.

Ia juga menyampaikan penghormatannya kepada pemerintah Indonesia khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan karena telah menyelenggarakan pertemuan WTO tersebut.

Sebelumnya, LSM Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim (CSF-CJI) menyatakan pembahasan Paket Bali dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) merefleksikan kepentingan negara-negara maju dan berpotensi merugikan negara-negara berkembang.

"Paket Bali adalah refleksi kepentingan negara-negara maju semata," kata Koordinator Nasional CSF-CJI Mida Saragih, Jumat (6/12/2013).

Menurut Mida, beragam paket yang dibahas seperti proposal fasilitas perdagangan, paket proposal negara-negara kurang berkembang dan kepentingan pertanian bias kepentingan negara maju.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper