Bisnis.com, JAKARTA - Niat pemerintah untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat pada 2014 menjadi 38 kg/kapita/tahun harus diiringi dengan keseriusan dalam mengelola industri perikanan nasional yang masih lemah.
Pemerintah boleh saja menyatakan konsumsi ikan 35 kg/kapita/tahun pada 2012 belum cukup, tetapi langkah signifikan diperlukan pelaku usaha untuk mencapai tingkat konsumsi tersebut.
Muhammad Taufiq, Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN), mengatakan ada beberapa hambatan untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat, baik sektor hulu maupun hilir. “Kita perlu merombak sistem pemberdayaan perikanan Indonesia,” kata Taufiq kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Di sektor hulu, lanjut Taufiq, penyediaan benih ikan yang unggul dan pakan yang berkualitas menjadi tantangan utama yang harus diatasi.
Apabila kedua hal tersebut tidak dipenuhi, katanya, mustahil keinginan tersebut akan tercapai dan satu-satunya langkah adalah keterlibatan pemerintah dalam mengurangi beban pengusaha.
Pasalnya, yang terjadi selama ini sektor perikanan lokal selalu lemah dan tidak kompetitif jika bersaing dengan pemain dari luar, terutama Vietnam dan Thailand. “Dua hal itu [benih ikan dan pakan] perlu diatasi. Ini harus disubsidi pemerintah,” ujarnya.
Di luar kedua hal tersebut, Taufiq memaparkan perlu adanya koneksi dan integrasi di sektor perikanan. Integrasi ini sangat diperlukan untuk menurunkan biaya produksi dan menjaga ikan tetap segar. “Ini demi mengefisiensi usaha perikanan,” katanya.
Taufiq juga mengkhawatirkan, jika hal ini tidak segera dilakukan, pada saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dibuka, praktis Indonesia hanya akan menjadi pasar saja.