Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan Golf Utama, Jakarta Selatan pada Selasa sore pekan lalu diguyur hujan cukup deras. Saya bersama kolega Bunga Citra Arum berkunjung ke kediaman seorang pria lanjut usia (lansia). Rambut pria paruh baya itu sudah memutih. Namun badannya tetap kekar.
Kali pertama menginjakan kaki di rumah tersebut, seorang penjaga keamanan mempersilahkan kami menunggu di ruang pertemuan lantai dua. Kursi berjejer rapi, rak buku, sejumlah foto dan sebuah lukisan menghiasi ruangan. Saya menebak, ruangan ini biasa digunakan untuk kegiatan rapat.
Tak lama berselang, sang kakek menghampiri kami seraya memperkenalkan diri. “Coba tebak, usia saya berapa?” katanya membuka percakapan. Saya dan kolega menjawab usianya di kisaran 70 tahun. “Salah, saya sudah berusia 83 tahun,” paparnya.
Tentu saja kami kaget. Di usianya yang sudah menginjak kepala delapan, badannya tetap bugar. Cara berjalannya pun tidak terlihat renta. “Coba lihat salah satu foto sebelah kiri sana, itu foto saya tiga tahun lalu,” paparnya sembari memperlihatkan foto dirinya tengah mengekarkan lengan ototnya. Kami terdiam dan terpaku hampir tak percaya. “Kuncinya adalah menjaga kebugaran,” tambahnya.
Siapa sang kakek sebenarnya? Dia adalah seorang arsitek sekaligus developer senior, Ismail Sofyan. Selepas berbincang panjang, dia menjelaskan satu per satu bagian ruangan rumahnya. Ah, kami jatuh cinta dengan rumah indah itu.
Halamannya hijau. Pemandangannya indah dengan pencahayaan yang pas. Di usianya yang sudah tua, dia bisa menikmati rumah idaman tersebut. “Bapak mendesain rumah ini sendiri?” Tanya saya. “Iya, tetapi tentunya dibantu tim,” ungkapnya.
Ya, saya jadi teringat oleh petikan lagu Rumah Cemara, salah satu harta paling indah adalah keluarga. Di dalam rumah, sebuah keluarga bisa menjadi tempat berkumpul, bernaung dan berbagi. Rumah adalah segalanya. Namun, perlukah sebuah rumah diperuntukkan bagi kalangan lansia?
Sepertinya memang perlu, karena sejauh ini minim sekali arsitek membuat rancangan rumah khusus bagi lansia. Padahal, keberadaan rumah berkonsep untuk lansia menjadi menarik jika dilihat dari kegunaan dan fungsinya. Terlebih, tak sedikit sebagian anak yang sukses memberikan hadiah rumah bagi orangtua tercintanya.
Lukman Nurdin, Desainer Interior dari Design Scape Studio mengatakan konsep bangunan rumah lansia memang diperlukan dan harus diciptakan sebaik mungkin. “Tentunya fasilitas yang mampu membantu lansia agar dapat berjalan sendiri tanpa bantuan pemapahan orang lain,” paparnya.
Menurutnya, yang harus dibedakan dari rumah lansia dengan rumah pada umumnya adalah dari segi desain, ornamen, tata letak dan unsur lainnya. Dari desain sendiri yang harus diperhatikan antara lain alur sirkulasi antar ruang yang diperpendek sehingga jarak tempuh menjadi sedikit dan tidak cepat lelah.
Dia menambahkan pemilihan material bagi rumah lansia lebih mengedepankan keamanan atau tidak menimbulkan risiko. Lukman memberi contoh, material yang digunakan tidak bersudut tajam.
Sementara itu, untuk desain interiornya tidak menekan secara psikologis para lansia. “Untuk ornamen bisa secara khusus menempatkan barang-barang yang mengandung nilai historis positif bagi lansia.”
Rumah peruntukan bagi lansia, lanjutnya, tentunya lebih baik berkonsep sehat, natural dan asri. Hal tersebut bisa dicapai dengan memperbanyak penggunaan material alam dan tumbuhan di sekitar rumah dan interior dengan terbuka atau open plan.
Dari segi lantai sendiri, ada baiknya menggunakan sedikit atau bahkan tidak disarankan level ketinggian untuk menghindari kecelakaan. Justu, Lukman mengimbau menggunakan material bertekstur untuk mencegah slip dan kecelakaan lainnya. “Konsep material ini juga berlaku untuk seluruh ruangan termasuk kamar mandi,” ungkapnya.
Lalu, ornamen apa saja yang bisa dihadirkan untuk rumah lansia? Lebih jauh Lukman menjelaskan, beragam ornamen klasik yang memiliki nilai historis bagi lansia akan membantu secara psikologis. Guna membantu kesehatan lingkungan, rumah lansia membutuhkan aspek organis dari tanaman yang cocok dan tidak berbahaya.
Menurutnya, tanaman di halaman ruah sebaik mungkin mampu menaungi dari panas. Caranya, bisa dipilih tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak perawatan. Hal tersebut bisa menjadi kesenangan tersendiri bagi para lansia. “Intinya perlu menanamkan rasa setara dengan kebanyakan orang lainnya. Karena para lansia juga butuh treatment khusus, terutama hunian mereka” paparnya.