Bisnis.com, JAKARTA – Sisa lebih pembiayaan anggaran atau Silpa 2013 diperkirakan di bawah Rp10 triliun atau lebih rendah dari realisasi tahun-tahun sebelumnya, yang diklaim sebagai keberhasilan penerapan asset liability management mulai pertengahan tahun.
Selama 2008-2012, realisasi defisit anggaran selalu lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN Perubahan akibat realisasi pendapatan lebih tinggi dari target, sedangkan realisasi belanja lebih rendah dari alokasi.
Kondisi itu pun bisa terjadi akibat realisasi pendapatan lebih tinggi dari realisasi belanja meskipun keduanya di bawah target/alokasi yang ditetapkan.
Sebagai catatan, pada 2012 pemerintah merencanakan defisit Rp190,1 triliun akibat belanja negara mencapai Rp1.548,31 triliun, sedangkan pendapatan negara dan hibah hanya Rp1.352,2 triliun.
Namun hingga akhir tahun anggaran, realisasi defisit hanya Rp153,3 triliun atau ada kelebihan pembiayaan Rp21,9 triliun karena realisasi belanja negara hanya Rp1.491,41 triliun atau 96,33% dari alokasi.
Padahal, pemerintah telanjur berutang Rp175,2 triliun karena realisasi pendapatan diproyeksi di bawah target. Terbukti pada akhir tahun, pencapaian pendapatan hanya Rp1.338,1 triliun atau sekitar 99% dari target.
“Perkiraan Silpa sementara ini kurang dari Rp10 triliun. Tapi, angka tersebut dapat berubah terus sampai akhir Desember. Pemantauan akan dilakukan dalam forum asset liability management,” kata Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani, Minggu (1/12/2013).
Tak berselang lama setelah dilantik pertengahan tahun ini, Menteri Keuangan M.Chatib Basri mencanangkan mekanisme pengelolaan semacam asset and liability management untuk mengurangi kesenjangan antara penyerapan anggaran belanja dengan utang.
Langkah itu dilakukan dengan memonitor penerimaan pajak dan realisasi belanja secara rutin setiap bulan.
Dalam APBN-P 2013, pemerintah mengalokasikan belanja negara Rp1.726,2 triliun, sedangkan pendapatan negara dan hibah ditargetkan Rp1.502 triliun atau defisit Rp224,2 triliun.
Sementara itu, hingga 22 November 2013, realisasi pendapatan Rp1.195,6triliun atau 79% dari target, sedangkan realisasi belanja Rp1.302,3 triliun atau 75% dari alokasi. Adapun realisasi belanja modal masih Rp101,5 triliun atau 52,7% dari pagu.