Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy (Persero) memperpanjang kerja sama dengan Star Energy Geothermal Pte, Ltd. dan Chevron Geothermal Indonesia, Ltd dalam mengembangkan 6 proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
Direktur Utama PGE Adriansyah mengatakan perpanjangan perjanjian ini untuk melanjutkan negosiasi skema kerja sama dalam pengembangan yang meliputi model finansial dan rencana kerja.
Proyek yang akan dikembangkan dalam kerja sama ini dari Chevron Geothermal meliputi PLTP Hululai, PLTP Tambang Sawah, PLTP Sungai Penuh dan PLTP Semurup.
"Sedangkan proyek kerja sama dengan Star Energy antara lain PLTP Karaha Unit I, II, dan III serta proyek Binary," katanya seperti yang dikutip dari siaran pers, Rabu (20/11/2013).
Dari proyek-proyek kerja sama antara dua perusahaan tersebut, terdapat beberapa proyek yang masih menunggu keputusan mengenai harga listrik.
Proyek tersebut antara lain proyek PLTP Hululais Unit I dan II, PLTP Karaha Unit I, dan PLTP Sungai Penuh Unit I.
Adrian mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, kedua pihak belum menyepakati harga listrik dari proyek-proyek tersebut.
"Proyek jalan terus, sementara diskusi dengan PLN masih berlanjut karena beberapa masih dalam tahap eksplorasi," tambahnya.
Sebelumnya, kedua perusahaan pelat merah tersebut belum menyepakati harga listrik dari 8 proyek milik PGE. Hal itu mendorong PGE mengundang tim pengkaji independen Sinclair Knights Merz dari Selandia Baru untuk menilai harga listrik PLTP.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PLN Nasri Sebayang mengatakan belum bisa berkomentar terhadap diskusi dengan PGE. "No comment dulu ya untuk ini," katanya.