Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu fragile emerging market (negara berkembang yang rentan), mengingat masih negatifnya transaksi berjalan dalam beberapa kuartal.
Menurut alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) A Bimo Notowidigdo, defisit transaksi berjalan (current account deficit) masih menjadi sorotan utama bagi Indonesia.
"Bila [defisit transaksi berjalan] tidak diperbaiki maka bisa menjadi bad emerging market," ujarnya dalam Breakfast Forum Ikatan Alumni (ILUNI) FEUI, Jumat (8/11/2013).
Dia mengatakan pemerintah harus bisa mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan yang mencapai US$9,8 miliar atau 4,4% terhadap produk domestik bruto (PDB) per triwulan II-2013.
“Namun Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya dari segi pertumbuhan karena masih bisa tumbuh di atas 5%,” tuturnya.
Menurutnya, harus ada keseimbangan kebijakan yang berdampak untuk jangka pendek, menengah dan panjang, agar bisa memperbaiki defisit transaksi berjalan.
Di sisi lain, Ekonom Citi Research untuk Asia Pasifik Helmi Arman mengatakan baik dan buruknya negara berkembang, dilihat dari neraca transaksi berjalan.
Dia mengungkapkan negara berkembang yang termasuk dalam bad emerging market adalah India, Sri Lanka, Turki, Brazil, dan Indonesia.
“Jadi jangan heran, dalam 2 tahun terakhir ini, Indonesia termasuk dalam bad emerging market, karena defisit transaksi berjalan yang belum tertangani,” ucapnya.