Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah khawatir demo buruh yang bekepanjangan akan merusak citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi.
“Pemerintah dan dunia usaha juga ingin buruh sejahtera, tapi jangan sampai berkelanjutan. Nanti dunia usaha bakal takut dan ekonomi jadi collapse,” ujar Menko Perekonomia Hatta Rajasa di Jakarta, Sabtu (2/11/2013).
Dia menekankan setiap buruh juga memiliki hak untuk menyuarakan aspirasinya, tetapi jangan memaksakan kehendak ke buruh lain. Apalagi sampai ada sweeping dan kekerasan seperti yang sering dilihat di media massa.
“Kan sudah jelas ada 3 ukurannya, kebutuhan hidup layak (KHL), produktifitas, dan ekonomi, jadi jangan samakan dengan gaji buruh di negara lain karena acuannya juga berbeda,” tambahnya.
Dia meminta pada kaum buruh agar menahan diri dengan berpartisipasi di dewan pengupahan agar semua aspirasi dapat terserap. Lanjutnya, demonstrasi bukan satu-satunya jalan untuk menyuarakan aspirasi.
Menurutnya, dengan adanya demo buruh masal seperti kemarin dunia usaha akan merugi dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi pekeonomian Indonesia.
Sementara itu, pemaksaan demo oleh organisasi massa (ormas) kepada buruh yang sedang bekerja juga dikeluhkan oleh Rosalina Faried Wakil Ketua Komite Tetap Perindustrian Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
“Tidak semua buruh mau ikut demo, yang saya sesalkan pemaksaannya itu. Sangat rawan kekerasan,”ujarnya.
Tidak hanya itu, pemaksaan ormas itu mengakibatkan kerugian sekitar Rp200-300 juta pada perusahaan komponen otomotif yang dipimpinnya [PT. Rekadaya Multi Adiprima].
Menurutnya, kerugian itu didapat dari sisi pengupahan karena perusahaannya sempat kosong selama 2 hari akibat pemaksaan untuk mogok massal. “Dilihat dari segi komponen, kerugian kita menjadi empat kali lipatnya,” tambahnya.