Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai BUMN perlu meningkatkan efisiensi dalam pengembangan bisnis korporasinya, terutama dari pembiayaan belanja modal atau investasi.
Anggota VII BPK Bahrullah Akbar mengatakan masih banyak faktor yang menyebabkan inefisiensi biaya di keuangan BUMN. Namun demikian, lanjutnya, inefisiensi yang sering terjadi di BUMN yaitu dana belanja modal atau investasi.
“Masih banyak BUMN kita yang tingkat efisiensinya masih belum memuaskan. Salah satu contohnya yang terakhir adalah PT Perusahaan Listrik Negara yang nilai inefisiensinya hingga Rp37 triliun,” jelasnya, dalam konferensi pers di Gedung BPK, Kamis (31/10).
Oleh karena itu, menurutnya, mesti ada rasa kehati-hatian dari pihak manajemen dalam mengelola belanja modal. Kendati demikian, lanjutnya, BUMN tidak perlu takut karena efisiensi bukan kerugian negara, karena BPK dapat memilah antara kerugian negara atau kerugian korporasi.
Dia berpendapat efisiensi merupakan salah satu paramenter yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, lanjutnya, menjadi ukuran kinerja yang diharapkan.
“Semakin tinggi efisiensi yang dilakukan BUMN dalam mengelola keuangannya, maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kedepannya,” katanya.
Salah satu BUMN yang perlu ditingkatkan efisiensi dalam kinerjanya antara lain BUMN perbankan. Meski hanya ada empat bank BUMN, dia menilai BUMN tersebut telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi negara dan industri perbankan di Indonesia.
Dalam seminar International Symposium on Audit Bank Efficiency, BPK mengenalkan metode data envelopment analysis (DEA) sebagai salah satu metode analisis dalam meningkatkan efisiensi terhadap BUMN perbankan.
Bahrullah mengatakan karakter pengukuran efisiensi dengan metode DEA memiliki konsep yang berbeda dengan efisiensi pada umumnya. Efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis bukan ekonomis, sehingga analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolut dan variabel.
Dengan metode ini, BUMN dapat mengidentifikasi tingkat efisiensi teknologi, efisiensi alokasi, dan total efisiensi, sehingga dapat ditemukan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan ketidakefisiensian.