Bisnis.com, BATAM – Mogok kerja buruh anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia di Kota Batam, Provinsi Kepri, pada Kamis (31/10/2013) telah melumpuhkan kegiatan industri di kota itu.
Sejumlah sektor industri terkuat di Batam, yakni manufaktur, pabrikasi, galangan kapal dan offshore lumpuh total.
Pada kawasan galangan kapal terbesar di Batam, Tanjung Uncang, misalnya. Berdasarkan pantauan, tidak ada satupun dari sekitar 65 perusahaan galangan kapal di Tanjung Uncang beroperasi seperti biasa.
Sejak pagi, masing-masing perusahaan menutup seluruh gerbang keluar-masuk kawasan industrinya dan menempatkan sebagian besar tenaga pengamanan berjaga di pos terdepan.
Menurut Yusuf, salah satu tenaga pengamanan di sana, mereka diinstruksikan oleh pihak manajemen untuk menutup semua pintu gerbang dan menggemboknya selama dua hari atau mulai hari ini hingga besok.
“Manajemen tadi pagi bilang perusahaan libur sampai besok. Lusa baru kerja lagi, kecuali kami. Sekuriti kerja kayak biasa bang,” ujarnya.
Dari pengamatan, para buruh galangan kapal terlihat tetap berangkat ke masing-masing perusahaannya pada pagi tadi.
Namun mereka tidak masuk. Mereka hanya berkerumun di depan gerbang galangan dan kemudian meninggalkan lokasi perusahannya.
Sebagian besar dari mereka tidak membubarkan diri, tetapi melakukan konvoi menyatu dengan gelombang buruh lainnya.
Suprapto, Koordinator FSPMI Kota Batam mengatakan para buruh berkonvoi untuk mengajak rekan-rekannya yang lain ikut mogok.
“Yang dari Tanjung Uncang mampir ke kawasan industri Sekupang dan selanjutnya mengarah ke Panbil,” katanya.
Selanjutnya mereka berkumpul di kawasan industri Panbil, di kawasan itu juga sekretariat FSPMI Kota Batam berada.
Kondisi sama terjadi di kawasan industri manufaktur terbesar di Batam, Batamindo (Muka Kuning). Aksi mogok kerja juga melumpuhkan kawasan industri Batamindo (Muka Kuning) dan Panbil.
Gerbang utama kawasan industri Batamindo tertutup rapat, bahkan dikelilingi pagar kawat berduri berlapis.