Bisnis.com, JAKARTA- Mubadala Petroleum mulai memproduksi gas dari Lapangan Ruby di Blok Sebuku, setelah Total E&P Indonesie menyambungkan pipa dari lapangan itu ke pipa yang ada di fasilitas pemrosesan Senipah.
Maurizio La Noce, Chief Executive Officer Mubadala, mengatakan perusahaan telah menginvestasikan sekitar US$500 juta untuk membangun fasilitas proyek itu. Nantinya, gas dari lapangan Ruby akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur.
“Menyelaraskan proyek Ruby dengan prioritas pemerintah Indonesia melalui penjualan gas kepada pabrik pupuk di dalam negeri, memungkinkan kami untuk membangun proyek lebih cepat, efisien, dan memberikan dukungan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya, Rabu (30/10/2013).
La Noce menuturkan gas dari Lapangan Ruby baru bisa mengalir setelah perusahaan menyelesaikan fase hook-up dan commissioning, dan mengebor 4 sumur produksi. Selain itu, Total juga telah menyelesaikan pipa bawah laut sepanjang 312 kilometer yang menghubungkan platform Ruby ke terminal pengolahan di fasilitas gas Senipah.
Menurutnya, perusahaan selalu melibatkan perusahaan dalam negeri untuk memasok kebutuhan proyek Ruby. Untuk Topside module untuk tripod wellhead platform (WHP) dan processing and accommodation platform (PQP) anjungan saja dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri di Batam.
Rencana pengembangan (plan of development/POD) dari Ruby sendiri disetujui pemerintah pada Juli 2008, dengan Mubadala Petroleum sebagai operator karena memiliki kepemilikan 70%, sedangkan Total dan Inpex South Makasar masing-masing memiliki kepemilikan 15%.
Lapangan migas itu juga diharapkan dapat memproduksi gas alam mencapai 250 miliar kaki kubik (billion cubic feet/BCF), dengan produksi rata-rata 100 juta standar kubik per hari.