Bisnis.com, WASHINGTON—Gubernur Bank Dunia Jim Yong Kim memperingatkan Amerika Serikat soal kondisi gentingnya saat ini karena krisis utang negeri Paman Sam itu.
Dia menekankan, para pembuat kebijakan harus mencapai kesepakatan untuk meningkatkan batas atas utang (debt ceiling) sebelum jatuh tempo pada Kamis (17/10/2013).
Pasalnya, keuangan AS bakal makin goyah jika kesepakatan untuk mengatasi masalah di pasar finansial tak kunjung disepakati. Kim menegaskan, kondisi ini bisa jadi “peristiwa berbahaya” bagi dunia.
“Semakin dekat dengan tanggal jatuh tempo, makin besar dampak yang bakal dirasakan oleh negara-negara berkembang,” katanya, Minggu (13/10/2013). Tak hanya negara berkembang, negara dengan ekonomi maju pun akan turut terkena imbasnya.
Kim menambahkan, hal ini bisa menyebabkan bunga bank melambung, kepercayaan diri pasar menurun, dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Dia memaparkan, ada tiga contoh kasus sepanjang perjalanan sejarah AS ketika pemerintah harus berhadapan dengan resiko default, yang terdekat adalah pada 1979.
Jika AS mengalami default, tak bisa membayar utang saat jatuh temponya, hal ini tentu akan menyebabkan efek yang signifikan pada pasar finansial global.
Ekonom Andre Walker mengatakan para menteri keuangan sejumlah di negara memprediksi AS tak akan mencapai titik default, tapi hal ini tetap membuat mereka khawatir dan berharap krisis segera berakhir.
Pada Sabtu (12/10/2013), Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan. Namun, senator dari kubu Demokrat, Dick Durbin, berkata tujuan pertemuan itu adalah untuk meningkatkan batas atas utang AS sebelum pasar dibuka kembali pada Senin.
Adapun Gedung Putih menolak hal tersebut. Presiden Obama menyatakan kenaikan pagu utang untuk jangka waktu pendek bukanlah langkah yang bijaksana.
Shutdown
Pemerintah AS telah menutup sebagian aktivitas pemerintahan (shutdown) sejak awal Oktober. Penutupan ini terjadi setelah Kongres tak mencapai kata sepakat soal anggaran negara.
Kubu Republik menolak menyetujui anggaran baru jika Obama tak mau menunda atau membatalkan alokasi dana untuk program layanan kesehatan yang disebut Obamacare.
Adapun Sekretaris Bendahara AS, Jack Lhew, memprediksi setiap pekan shut down akan memotong 0,25% potensi pertumbuhan ekonomi.
Lew juga memperingatkan, jika soal debt ceiling ini terus terkatung-katung, hal ini bisa sangat berbahaya. Batas hutang AS saat ini adalah US$16,699 triliun yang sudah dicapai pada Mei.
Sejak saat itu, keuangan AS telah menggunakan sistem yang tak biasa untuk menjaga kemampuan AS membayar utang. Namun, mekanisme keuangan tersebut tak bisa lagi digunakan per 17 Oktober.