Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengimbau untuk meningkatkan budidaya ikan laut guna menghindari eksploitasi sumber perikanan di laut.
Penangkapan ikan laut yang berlebihan juga didorong oleh permintaan dari luar negeri yang terus meningkat.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prayanto mengatakan penerapan praktik perikanan berkelanjutan harus dilakukan untuk menghindari penangkapan ikan.
“Indonesia sudah berhasil mengekspor ikan, tetapi perikanan yang tidak memperhatikan keberlanjutan akan mengancam populasi ikan,” katanya dalam siaran pers, Kamis (10/10/2013).
Program budidaya ikan laut saat ini masih minim, oleh karena itulah untuk menghindari penagkapan yang berlebihan, program ini harus ditingkatkan.
Kadin mencatat, potensi budidaya laut mencapai 8.363.501 ha, tetapi realisasi hanya sekitar 74.543 ha.
“Peta jalan khusus untuk budi daya ikan laut harus jelas, agar gambarannya juga jelas sehingga lebih mudah untuk dilakukan,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Kadin, realisasi ekspor hasil perikanan Indonesia terus meningkat. Pada 2010 nilainya mencapai US$2,86 miliar, naik menjadi US$3,52 miliar pada 2011 dan US$3,85 miliar pada 2012.
Sebelumnya, dalam kunjungan lapangan ke kawasan pelabuhan perikanan Benoa di Bali, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyampaikan pentingnya praktik perikanan berkelanjutan. Karena, kondisi perikanan tangkap dunia saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Di AS juga terjadi penurunan jumlah tangkapan ikan, misalnya di wilayah New England, AS bagian Timur Laut. Untuk itu, praktik perikanan tangkap yang berkelanjutan menjadi sangat penting," jelas John Kerry.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor tuna, cakalang, dan skipjack dari Indonesia ke AS mencapai US$71,37 juta pada 2011 dan US$91,35 juta pada 2012 dan volumenya berkisar 14.000-20.000 ton per tahun.