Bisnis.com, JAKARTA - Produksi garam nasional hingga akhir tahun ini diprediksi tidak mampu mencapai target hingga 1,8 juta ton.
Direktur Utama PT Garam (Persero) Yulian Lintang mengatakan tahun ini industri garam hanya mampu memproduksi 1,2 juta. Jumlah tersebut sudah termasuk produksi dari garam rakyat (petani) dan PT Garam (400.000 ton).
"Target akan tercapai kalau iklim pada Juni–November ini normal dan ditambah inovasi untuk meningkatkan kapasitas. Kami berharap musim hujannya mundur," katanya kepada Bisnis, Rabu (9/10/2013).
Meski tahun ini tidak bisa mencapai target, jumlah produksi tersebut dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kosumsi masyarakat sehingga tidak perlu impor garam pada Desember 2013.
Konsumsi garam nasional rata-rata tumbuh 10% setiap tahun seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, dengan perhitungan setiap satu orang mengonsumsi garam 3 kg/tahun.
Produksi garam nasional yang diekspor hanya 10%, yakni garam high grade atau yang sudah diolah dan memiliki kandungan NaCl yang rendah. “Ekspor garam biasanya ke Malaysia dan Singapura,” imbuh Yulian.
Adapun produk yang dihasilkan PT Garam, seperti garam LoSoSa (konsumsi bagi penderita hipertensi), garam Maduro (darah rendah), garam Segitiga G (konsumsi rumah tangga), garam Anak Sehat (untuk anak dengan yodium yang cukup), garam Keluarga Sehat, dam garam Bahan Baku (untuk industri dan garam olahan).