Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku industri semen memprediksi pertumbuhan konsumsi semen pada tahun ini berkisar antara 5,5%-6,5%. Padahal sebelumnya, pertumbuhan ditargetkan bisa mencapai 8%.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan realisasi konsumsi sepanjang Januari-September 2013 mencapai 41,57 juta ton atau tumbuh 5,3% dari konsumsi pada Januari-September 2012 yang mencapai 39,46 juta ton. Kondisi ini cukup bagus melihat konsumsi semen Agustus 2013 lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan Juli 2013.
Bahkan, total konsumsi nasional pada Agustus anjlok -5,8% pada Agustus ini dibandingkan periode sebelumnya. Adapun rinciannya, Sumatra -6,0%, Jawa -5,6%, Kalimantan -23,3%, Maluku dan Papua -33,9%.
“Hampir seluruh konsumsi di Pulau Jawa meningkat, proyek-proyek perumahan dan apartemen masih terus berjalan,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (9/10/2013).
Widodo menegaskan meski masih belum sesuai harapan, dia masih optimis kinerja industri semen secara keseluruhan masih cukup baik. “Artinya semua masih ada permintaan, masih berjalan semuanya, tapi tidak signifikan.
Selama semester I/2013, industri semen hanya tumbuh 7,11%, sementara sampai akhir tahun diharapkan bisa tumbuh minimal 8%. “Namun melihat kondisi sekarang, itu sulit, paling tidak hanya tumbuh 5,5%-6,5%,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya berharap pemerintah segera merealisasikan proyek-proyek infrastruktur di luar Pulau Jawa yang sebagian besar memang dibiayai oleh pemerintah. Di sisi lain, terkait dengan realisasi investasi PMDN yang terpusat di Pulau Jawa, Widodo mengatakan investor yang berminat berinvestasi di luar Pulau Jawa sangat terbatasi oleh infrastruktur.
Turunnya kinerja sektor semen sedikit banyak juga diperngaruhi oleh pertumbuhan industri manufaktur yang memang melambat. Menteri Perindustrian M.S Hidayat pesimistis target pertumbuhan industri manufaktur 6,5% bisa tercapai.
“Tidak lagi optimis. Pemerintah sudah menyatakan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,9%-6%. Industri manufaktur di atas itu sedikit,” jelas Hidayat.