Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Hidayat: Terus Perjuangkan CPO, Masih Ada Tahun Depan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan akan terus memperjuangkan komoditas minyak sawit mentah/CPO untuk masuk ke dalam daftar produk ramah lingkungan.Meskipun peluang Indonesia untuk mengusung CPO menjadi produk ramah lingkungan kecil, pemerintah

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan akan terus memperjuangkan komoditas minyak sawit mentah/CPO untuk masuk ke dalam daftar produk ramah lingkungan.

Meskipun peluang Indonesia untuk mengusung CPO menjadi produk ramah lingkungan kecil, pemerintah tetap optimis dan berjanji untuk terus memperjuangkannya.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan bila tahun ini, melalui forum APEC, CPO tetap tidak bisa masuk dalam daftar ramah lingkungan, pemerintah akan memperjuangkannya tahun depan.

“Sekarang sedang diusahakan untuk dimasukkan, kalau tidak berhasil ya akan dicoba lagi tahun depan. Ini kan merupakan perjuangan Indonesia,” kata Hidayat, Minggu (6/10).

CEO Sinar Mas Group Franky Widjadja mengatakan optimis pemerintah akan tetap memperjuangkan komoditas CPO masuk dalam produk ramah lingkungan. Menurutnya, tipisnya peluang Indonesia tahun ini bukan menjadi alasan CPO sulit masuk menjadi produk ramah lingkungan.

“Kalau sekarang tidak berhasil, bukan berarti tutup pintu, masih ada APEC tahun depan. Kita bisa coba lagi, mungkin harus antri ya,” kata Franky dalam kesempatan terpisah.

Menurutnya, Indonesia hanya tinggal membenahi dari sisi administrasi. “Ibaratnya semua protokol harus diikuti, harus rapi, jangan terlambat memasukkan administrasi. Ini bisa berjalan, jadi jangan dulu menuding kalau ini ditolak,” tambahnya.

Dia juga menegaskan, bila CPO tidak bisa masuk dalam produk ramah lingkungan, bukan berarti eskpor akan menurun. Menurutnya, CPO merupakan barang komoditas yang sangat penting dan dibutuhkan seluruh dunia.

“Orang itu punya pikiran masing-masing, ada yang bilang bagus, ada yang bilang tidak. Yang mengatakan tidak bagus ini bukan artinya harus disalahkan, tapi harus diberi edukasi agar mengerti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper