Bisnis.com, JAKARTA-Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hartarto mengingatkan agar perusahaam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak melakukan tindakan pelarian modal ke luar negeri di tengah tingginya defisit neraca perdagangan saat ini.
Pernyataan itu disampaikan Airlangga terkait rencana pembelian tanah untuk ternak sapi di Australia oleh PT RNI yang dinilai sebagai langkah yang tidak tepat, megingat masih banyaknya peluang lain untuk menanamkan modal dalam negeri dengan memamfaatkan potensi domestik.
Menurutnya, Kementerian BUMN sebaiknya bertindak membangun refinery (kilang) untuk mengurangi defisit neraca migas, bukan malah melanggengkan ketergantungan pada sektor peternakan (breeding cattle) di Australia.
"Harusnya Kementerian BUMN membangun kilang-kilang baru migas untuk kepentingan bangsa, bukan malah membeli lahan di luar negeri," kata Airlangga dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (6/10/2013).
Selain meminta rencana pembelian lahan ternak sapi tersebut dibatalkan, Airlangga mengatakan Indonesia masih harus menelurkan banyak produk-produk dalam negeri, terutama di sektor pertanian dan migas.
"Sebaiknya rencana tersebut dibatalkan saja," kata Airlangga
Sebelumnya, Menneg BUMN, Dahlan Iskan menyatakan telah menyediakan anggaran senilai Rp1 triliun untuk membeli lahan peternakan seluas satu juta hektar di Australia. Untuk kepentingan tersebut, Dahlan mengaku sudah menunjuk dua perusahaan negara yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pupuk Indonesia yang bakal membeli perusahaan lokal pemilik lahan peternakan.
PT RNI sendiri juga telah menyatakan siap untuk membeli lahan ternak sapi seluas 1 juta hektare di Australia. Akan tetapi langkah pembelian itu dilakukan RNI jika mendapat mandat dari Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro mengaku telah mengajukan proposal ke Kementerian BUMN terkait untuk merealisasikan rencana tersebut.