Bisnis.com, JAKARTA—PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menunda rencana ekspansi bisnisnya ke Australia terkait dengan kasus penyadapan yang dilakukan negara tersebut kepada sejumlah pejabat Indonesia.
Padahal, sebelumnya Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah menyiapkan dana Rp350 miliar untuk mengakuisisi perusahaan peternakan sapi asal Negeri Kanguru tersebut.
Bahkan, perseroan menargetkan negosiasi tersebut rampung paling cepat akhir Oktober 2013 dan paling lambat November tahun ini.
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro menuturkan dunia bisnis sangat erat kaitannya dengan kepercayaan.
“Kalau bertetangga saja tak bisa saling percaya, bagaimana kami mau berbisnis,” tuturnya di sela-sela peresmian gerai Waroeng Rajawali di Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurutnya, perseroan mengakui belum dapat memastikan rencana aksi korporasi kembali direalisasikan karena masih menunggu proses yang tengah dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta tindakan Perdana Menteri Australia untuk menyelesaikan ketegangan antara kedua negara tersebut.
Meskipun demikian, penundaan ekspansi itu dinilai tidak berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan karena RNI memiliki sejumlah peternakan sapi di sejumlah wilayah di Indonesia. (ra)