Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan riset properti Cushman & Wakefield memprediksi pada 2014 suplai perkantoran sewa di Jakarta akan meningkat hingga 400.000 m2, sehingga dapat mengimbangi kekurangan yang terjadi pada 2013.
Direktur Eksekutif Cushman & Wakefield Handa Sulaiman mengatakan prediksi pasar properti jenis perkantoran di kawasan central bisnis district mengalami perubahan dalam 2-3 bulan terakhir. Kondisi ekonomi, ujarnya, peraturan Bank Indonesia mengenai pengetatan KPR dan loan to value menjadi faktor yang menyebabkan perubahan tersebut.
“Market properti jenis perkantoran di CBD perlu revisi, terutama dengan adanya kebijakan loan to value,” katanya di Jakarta, Selasa (1/10/2013) .
Dia mengatakan pada tahun ini suplai ruang perkantoran sewa di Ibukota hanya mencapai 206.000 meter persegi atau menurun sebanyak 26% dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah tersebut berada di bawah jumlah permintaan pada tahun yang sama, yakni 294.000 m2.
Menurutnya pada 2014 permintaan perkantoran sewa hanya mencapai 337.000 m2.
“Suplai yang melambat pada tahun ini masih bisa ditutupi dengan tahun 2014,” jelasnya.
Dia menjelaskan kendati beberapa perusahaan di 2014 akan mengerem pengembangan, sektor properti perkantoran sewa masih akan tetap tumbuh. Oleh karena itu, dia meyakini harga sewa perkantoran masih akan naik hingga tahun depan.
“Inflasi memang akan menyebabkan volume sales akan terganggu. Tapi, saya masih optimis perkantoran sewa masih akan tetap tumbuh, meski agak melambat,” terangnya.
Terkait dengan okupansi perkantoran sewa, dia mengungkapkan hingga akhir 2013 masih akan meningkatk sampai 95%. Sementara pada tahun depan, ujarnya, diperkirakan sebesar 94% hingga akhir tahun.