Bisnis.com, JAKARTA-PT Pertamina (Persero) menegosiasikan ulang proyek pemasangan radio frequency-identification atau RFID di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum dan kendaraan bermotor. dengan PT Inti (Persero).
Mochammad Iskandar, Vice President Fuel Pertamina, mengatakan pihaknya masih menegosiasikan ulang proyek pemasangan RFID dengan PT Inti sebagai pelaksana proyeknya. Negosiasi itu tidak akan mempengaruhi progres pemasangan alat pencatat konsumsi bahan bakar minyak itu.
“[Pemasangan RFID] masih terus berjalan. Masih penyelesaian pemasangan peralatan kesisteman di SPBU, DKI Jakarta saja sudah hampir selesai,” katanya di Jakarta, Selasa (24/9/2013).
Iskandar menuturkan lambatnya pelaksanaan proyek RFID tidak akan berpengaruh pada subsidi bahan bakar minyak. Pasalnya, teknologi itu baru akan digunakan untuk memonitor konsumsi BBM subsidi di SPBU, bukan untuk mengendalikan dan membatasinya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Inti Tikno Sutisno enggan berkomentar mengenai proses negosiasi yang sedang dilakukan bersama Pertamina. “Nanti saja, saya sedang rapat, sedang banyak masalah, nanti ya,” jelasnya.
Seperti diketahui, proyek RFID sempat terkendala masalah pendanaan dan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Awalnya, proposal bisnis memiliki asumsi nilai tukar rupiah berkisar Rp9700, namun saat ini nilai tukar rupiah melebihi Rp11.000.