Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Kerja Raya Malaysia bersama Kementerian PU akan segera merealisasikan kerjasama pelatihan dan sertifikasi tenaga ahli konstruksi dari kedua negara.
Menteri Kerja Raya Malaysia Datuk Hj Fadillah bin Hj Yusuf mengatakan sertifikasi ini nantinya tidak hanya berlaku di Indonesia dan Malaysia saja, tetapi juga di tingkat internasional.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri PU Djoko Kirmanto menyatakan telah menyetujui kerjasama penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi tenaga ahli konstruksi tersebut.
Untuk itu, kedua pihak tengah mempersiapkan nota kesepahaman (MoU) bagi kerjasama tersebut.
"MoU akan segera, tapi [kerjasama] sudah setujui. Kita akan mengadakan training bersama untuk skill laboured, sehingga mendapatkan sertifikat yang kita akui dan diakui oleh Malasyia,” katanya, Jumat (20/9/2013).
Dia menjelaskan dengan proses sertifikasi para pekerja Indonesia yang bekerja di Negeri Jiran dapat memperoleh upah yang sama dengan pekerja lokal.
"Kalau sekarang tenaga kerja kita di sana meskipun pinter akan dibayar rendah saja karena tidak tersertifikasi,” ujarnya.
Djoko menuturkan kerjasama antar kedua negara ini juga nantinya akan mencakup banyak sektor infrastruktur. Terutama untuk investasi, tambahnya, pihak Malaysia umumnya meminati pengembangan infrastruktur jalan tol.
“Nanti mereka akan kita undang. Misalnya untuk tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi yang akan segera ditenderi. Atau tol Menado-Bitung,” imbuhnya.
Adapun, beberapa investor asal Malaysia tercatat telah menanamkan modalnya di Indonesia, a.l. dalam investasi tol Cikampek-Palimanan senilai Rp12,6 triliun, tol Cibitung-Cilincing dengan nilai 4,2 triliun, dan tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran dengan nilai investasi Rp3,5 triliun.
Di samping itu, beberapa investasi di bidang air minum dengan nilai total investasi awal lebih dari Rp400 miliar juga telah dilakukan perusahaan asal negeri jiran sejak 1996. (ra)