Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material Unggul Priyanto mengatakan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) jauh lebih hemat dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM).
"Dibandingkan solar, biodiesel bisa menghemat sebanyak Rp1.360 per liter," ujar Unggul di Jakarta, Senin (16/9/2013).
Selain lebih hemat, penggunaan biodiesel yang merupakan BBN bisa dijadikan solusi mengurangi impor BBM. Biodiesel yang dimaksud adalah bahan bakar yang berasal dari crude palm oil (CPO).
"Apalagi produksi CPO kita sudah berlebih yakni sekitar 25juta ton per tahun, sehingga tidak mengganggu kebutuhan pangan," ujarnya.
Penggunaan BBN juga mengurangi emisi gas buang di udara. Unggul menyebutnya setara dengan nol emisi. "CO2 yang keluar kemudian dihisap kembali tumbuhan dan tumbuhan menghasilkan oksigen dan bahan bakar. Jadi emisinya, setara dengan nol."
Penggunaan BBN itu efektif untuk mengganti penggunaan solar dan premium. Untuk itu, perlu adanya kebijakan pemerintah untuk menggiatkan penggunaan biodiesel.
Berdasarkan Permen ESDM 25/2013, persentasi pemakaian BBMn (biodiesel, bioethanol dan minyak nabati murni) sebanyak 10%.
"Produksi biodiesel pada 2012 hanya 2,2 juta kilo liter, dari kapasitas terpasang sekitar 4,5 juta kilo liter. Jadi, masih ada peluang meningkatkan produksi."
Unggul berpendapat Indonesia perlu memanfaatkan potensi yang ada tersebut daripada harus impor BBM.
Berbagai cara yang bisa dilakukan yakni dengan membuat perkebunan energi dan pembangunan industri yang berintegrasi dengan bahan baku.