Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Hidayat: Penaikan BI Rate Hambat Sektor Riil

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan keputusan Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) hingga 25 basis poin menjadi 7,25 % dari 7% merupakan pilihan terakhir untuk bisa menjaga tekanan makro ekonomi saat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan keputusan Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) hingga 25 basis poin menjadi 7,25 % dari 7% merupakan pilihan terakhir untuk bisa menjaga tekanan makro ekonomi saat ini.

Hanya saja, keputusan tersebut berdampak pada semakin melambatnya pertumbuhan sektor Industri manufaktur.

Hidayat mengatakan pihaknya sudah memprediksi BI akan mengambil langkah ini. Bahkan, dia memprediksi BI akan menaikkan BI rate hingga 50 basis poin menjadi 7,5%.

“Ini merupakan pilihan yang diambil dengan matang dan dirasa paling tepat. Ini untuk memperkuat cadangan devisa kita,” kata Hidayat ketika dihubungi Bisnis, Kamis (12/9).

Keputusan ini, lanjut Hidayat, mau tidak mau memang akan berpengaruh pada melambatnya pertumbuhan ekonomi dan industri manufaktur dalam negeri. Namun, dia meyakinkan kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.

“Ya memang bunga pinjaman akan lebih mahal sedikit, Namun, mengenai angka pertumbuhan tidak ada yang perlu dkhawatirkan, memang melambat, tetapi ini untuk memulihkan kondisi perekonomian kita,” tambahnya.

Hidayat masih optimistis cadangan devisa akan semakin kuat. Terlebih, dalam pertemuan G-20 beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia mendapat komitmen dari negara China, Jepang, dan Korea untuk menyediakan dana bilateral swap agreement guna menopang cadangan devisa Indonesia.

Perlu diketahui, kinerja industri manufaktur pada Agustus 2013, berdasarkan purchasing managers index (PMI) yang dirilis oleh HSBC menunjukkan keterpurukan sektor manufaktur di Indonesia secara keseluruhan. Ini dilihat dari output, permintaan baru, dan bisnis ekspor, dan penggajian yang terus menurun.

Penurunan tersebut merupakan laju tercepat dalam sejarah survei. PMI manufaktur dalam negeri pada Agustus tercatat 48,5 atau menurun 2,2 poin dibandingkan dengan indeks Juli 50,7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper