Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah optimis Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi pada tahun-tahun yang akan datang seiring kehadiran bebarapa paket kebijakan yang diyakini dapat mengendalikan defisit transaksi berjalan, inflasi, serta dampak gejolak pasar global lainnya.
“Perekonomian Indonesia sudah berjalan pada arah yang benar. Survei WEF (Word Economic Forum) menunjukkan dampak positif dari MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) terhadap daya saing Indonesia," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Selasa (10/9/2013).
Ke depan, lanjutnya, dengan semakin meningkatnya daya saing, peluang bagi Indonesia untuk tumbuh lebih baik secara berkesinambungan terbuka lebar.
Namun, beberapa isu global yang patut dicermati ke depan a.l. keputusan The Fed mengenai pengurangan stimulus moneter pada 17 September mendatang, data indikator perekonomian Amerika Serikat dan China, khususnya indeks manufaktur, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan AS dan keputusan kongres terkait isu politik di Timur Tengah juga perlu dicermati," ujarnya.
Sementara itu, dari dalam negeri, lanjutnya, respon kebijakan bank sentral untuk menstabilkan nilai tukar rupiah juga dicermati pasar di tengah inflasi yang tinggi, cadangan devisa yang menurun, dan current account defisit yang melebar.
Menghadapai hal itu, lanjut Hatta, pemerintah telah merilis paket kebijakan pemerintah, paket kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI), dan langkah-langkah antisipasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bekerja secara simultan dan saling melengkapi untuk mengatasi permasalahan saat ini.
"Gejolak di pasar keuangan dan nilai tukar yang terjadi saat ini diperkirakan berpengaruh pada stabilitas ekonomi yang pada gilirannya akan mengganggu ekonomi kita. Maka kehadiran paket insentif dan perbaikan iklim investasi yang ditempuh akan membuat pertumbuhan ekonomi dapat tetap dijaga pada level yang realistis," jelas Hatta.