Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Minta Gas dari Benggala untuk Industri

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan industri pengguna gas meminta pemerintah agar memberikan seluruh gas dari Area Sumur Benggala, Medan milik PT Pertamina EP kepada industri di wilayah tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan industri pengguna gas meminta pemerintah agar memberikan seluruh gas dari Area Sumur Benggala, Medan milik PT Pertamina EP kepada industri di wilayah tersebut.

Pemerintah dinilai kurang antisipatif terhadap penyediaan sumber gas untuk industri di Medan.

Ketua Forum Pengguna Industri Gas Bumi (FPIGB) Achmad Safiun mengatakan pasokan gas 4 juta kaki kubik per hari (Mmscfd) dari Sumur Benggala lebih baik diberikan seluruhnya untuk industri.

Menurutnya, kondisi industri di Medan saat ini mengkhawatirkan mengingat sudah habisnya sumber gas yang ada di sana. Saat ini, memang ada industri yang berinovasi menggunakan cangkang sawit sebagai pengganti gas, tetapi tidak sedikit industri yang yang sudah berhenti beroperasi akibat kekurangan gas, khususnya industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku.

“Gas 4 MMscfd itu sangat penting untuk industri. Kalau dibagi dua dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), percuma saja saya pikir. Kebutuhan PLN di Medan itu 200 MMscfd, apalah artinya 2 MMscfd,” kata Safiun ketika dihubungi Bisnis, Senin (9/9/2013).

Berbeda dengan industri, kebutuhan gas industri di Medan sekitar 35 Mmscfd. Bila pasokan 4 Mmscfd diberikan kepada industri, itu bisa dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan. Dia mencontohkan, saat ini beberapa perusahaan memang sudah tak beroperasi akibat tak adanya gas, khususnya perusahaan yang bergerak di industri keramik, sarung tangan, dan kaca.“Pabrik Ecogreen Oleochemicals misalnya, tidak bisa beroperasi sekarang,” katanya.

PT Ecogreen Oleochemicals, perusahaan yang bergerak di bidang industri oleochemical sejak awal bulan lalu menghentikan produksinya lantaran kekurangan pasokan gas yang dijadikan sebagai bahan baku.

Ecogreen sudah kekurangan pasokan gas sejak beberapa bulan lalu lantaran krisis pasokan gas yang terjadi di Medan, Sumatera Utara. Pabrik yang menghasilkan fatty acid sebanyak 45.000 ton/tahun, fatty alcohol 350.000 per tahun, serta glycerine sebanyak 24.000 ton/tahun ini membutuhkan gas sebanyak 1 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

Safiun mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permintaan kepada Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM serta PLN agar gas dari satu-satunya sumber harapan di Medan tersebut diberikan kepada industri. “Kami sudah datang dan minta kepada pemerintah.”

Selama ini industri di Medan mendapat pasokan gas dari ladang gas Pangkalan Susu, Sumatera Utara milik Pertamina EP dan ladang gas Glagah Kambuna, Sumatera Selatan yang dioperasikan oleh Pertamina EP bersama Salamander Energy NSL dan disalurkan PGN. Namun sekarang, pasokan gas dari kedua lapangan tersebut menurun drastis. Belum lagi, gas dari PT Pertiwi Nusantara Resources (mitra PGN) yang sudah habis pada Maret lalu, padahal kontraknya berlaku hingga 2015.

Adapun saat ini, hanya ada satu pasokan gas yang masih yang kemungkinan bisa disalurkan. Namun sayang, pasokan gas hanya sekitar 4 MMscfd. Sementara, banyak industri lain dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang juga menginginkan gas tersebut.

Lapangan gas tersebut merupakan Sumur Benggala yang dikelola oleh PT Pertamina EP. Pertamina EP sendiri menyiapkan anggaran sebesar US$1,5 juta untuk mempercepat produksi gas dari Sumur Benggala guna memenuhi pasokan gas di Medan, Sumatra Utara.

Presiden Direktur PT Pertamina EP Syamsu Alam mengatakan proses pengaliran gas dari Sumur Benggala sedang dalam persiapan akhir. Diharapkan, dalam waktu dekat sudah bisa beroperasi. “Untuk alokasi gasnya, domain-nya ada di pemerintah (KESDM) dan kami sedang menunggu surat dari sana melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas),” kata Syamsu melalui pesan singkatnya hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper