Bisnis.com, JAKARTA - Artis dan politisi Tantowi Yahya menyayangkan minimnya anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk promosi pariwisata yaitu hanya Rp300 miliar.
Nilai tersebut, menurutnya, hampir setara dengan dana promosi salah satu perusahaan tempat dia bekerja pada 1990.
“Waktu saya masih bekerja di BASF tahun 1990, dana untuk promosi Rp300 miliar, masa negara yang kaya dan melimpah seperti Indonesia anggaran promosi pariwisata hanya segitu,” ucapnya ketika memberi masukan pada acara Silaturahmi Gabungan Industri dan Pariwisata Indonesia (GIPI), Senin (9/9/2013).
Anggota Komisi I DPR RI ini menilai bahwa paradigma berpikir pemerintah tentang pariwisata selama ini masih sebelah mata. Padahal, disadari atau tidak, pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberi devisa besar bagi negara. Setidaknya, tahun ini ditargetkan bisa mendatangkan devisa sekitar US$9 miliar hingga US$10 miliar dengan jumlah wisman 8,6 juta.
“Paradigma sektor yang diberdayakan pemerintah hanya itu-itu saja, tidak pernah percaya bahwa pariwisata juga merupakan devisa maker,” tuturnya.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy menuturkan seharusnya adanya political will dan komitmen yang besar dari pemerintah untuk pengembangan industri pariwisata di Indonesia.
Apalagi, sektor pariwisata ini telah terbukti mampu menggerakan sektor rill dan menjadi ‘lokomotif ekonomi’ pertumbuhan dan kemajuan suatu daerah.
Pasalnya, dengan pembangunan destinasi pariwisata yang didukung dengan pembangunan infrastruktur di sekitarnya, terbukti mampu menjadi magnet pertumbuhan ekonomi dan magnet untuk peningkatan investasi, baik lokal maupun asing.